Kota Malang
Lugas Firdinand Hamdi Sabet Medali Perak IJSO 2017 di Belanda
Bukukan Prestasi ke-90 MTsN 1 Kota Malang
Memontum Kota Malang — Perjuangan Lugas Firdinand Hamdi, siswa MTsN 1 Kota Malang kelas 9L yang melaju ke International Junior Science Olimpiade (IJSO) 2017 yang berlangsung di Arnhem, Belanda, pada 2-12 Desember 2017, akhirnya membuahkan hasil dengan membawa pulang medali Perak. Selain medali, Lugas juga mendapatkan uang pembinaan Rp 10 juta.
Bersama 5 orang peserta lain yang berasal dari Bandung, Medan, Surabaya, Jakarta, dan Malang, dimana mereka tergabung dalam kontingen Indonesia, berhasil membawa nama harum Indonesia dalam dunia Internasional. Mereka bertanding melawan 300 peserta dari 48 negara. Beruntungnya, mereka semua berhasil membawa 5 medali perorangan, meski untuk kelompok belum beruntung. Tercatat, 2 medali Emas persembahan perwakilan siswa Bandung dan Medan, dan 3 medali Perak persembahan perwakilan siswa Jakarta, Surabaya, dan Malang. Lugas Firdinand Hamdi merupakan satu-satunya siswa Madrasah yang menjadi wakil Indonesia dari Malang.
Melalui perjalanan panjang selama 7 jam di udara, dan transit 8 jam di Abu Dhabi, akhirnya mereka merasakan sapaan salju di Belanda. Tak langsung menghadapi materi tes, mereka diajak berkeliling di beberapa tempat di Belanda. Hiburan semacam ini juga disematkan usai mereka menghadapi tiap tes, sebagai sarana refreshing menghilangkan kepenatan dan mengembalikan mental bertanding secara psikologis.
“Kami tiba Sabtu (2/12/2017) malam dan menginap di Amsterdam, esoknya jalan-jalan dan melihat lokasi lomba. Opening Ceremony Senin (4/12/2017), dan langsung tes. Tiap usai tes, kami mengunjungi beberapa tempat yang memuat pembelajaran dan hiburan, termasuk lokasi lomba di Radboud University dan Han University. Saat di hotel kami masih 1 kontingen, namun saat tes perseorangan kami terpisah. Kecuali saat tes praktikum kami dibuat 2 kelompok, 1 kelompok 3 orang termasuk saya, dan 1 kelompok lagi 2 orang. Sebenarnya ada 6 orang, namun 1 peserta Indonesia ada yang sakit saat mau berangkat. Jadinya kita cuma berlima,” tutur siswa kelahiran Lumajang, 29 Mei 2002 ini.
Lugas, sapaan akrabnya, menambahkan saat tes perseorangan ada 20 soal Multiple Choice Questions (MCQ) atau pilihan ganda, dan 27 soal esai atau uraian. “Masing-masing harus diselesaikan dalam waktu 3 jam. Mengingat gradenya lebih sulit dibanding tahun sebelumnya, itu kata tim pendamping, dan kurang memahami soal. Jadinya saya ada beberapa hal yang miss. Bisa jadi karena hal itu, saya hanya mampu mendapatkan medali Perak,” papar anak pertama dari 3 bersaudara, pasangan Abdul Hamid dan Tini Lestari Puspita Sari, yang keduanya berprofesi sebagai perawat RSUD Lumajang.