Kota Malang
Anugerah Perempuan Inspiratif Polinema 2017, Dorong Peran Perempuan dalam Upaya Perbaikan Kualitas Bangsa dan Negara
Memontum Kota Malang — Perempuan merupakan sentral dari 3 pilar pembangunan, dengan mengedepankan kualitas hidup manusia menjadi sasaran pokok pembangunan. Dimulai dari keluarga dimana generasi penerus bangsa berasal. Sama halnya MDGs sebagai kesepakatan internasional, yang menitikberatkan pada 8 sasaran pokok pembangunan. Dimana sasaran nomor 5, yaitu meningkatkan kesetaraan gender.
Hal ini diungkapkan Prof Dr Keppi Sukesi MS, saat menjadi pembicara dalam Seminar Peningkatan Peran Perempuan dalam Upaya Perbaikan Kualitas Bangsa dan Negara, dan Malam Penganugerahan Perempuan Inspiratif Politeknik Negeri Malang 2017, di Graha Polinema Malang, Jum’at (15/12/2017) malam.
Dalam kegiatan yang dihadiri Forkopimda Malang Raya, Mantan Direktur Polinema, Mitra Kerja Polinema dan Civitas Akademi Polinema baik dosen, mahasiswa, fungsional lembaga dan Dharma Wanita, juga diberikan penghargaan kepada 9 perempuan Inspiratif dari tiap jurusan dan fungsional lembaga di Polinema. Sekaligus sebagai momentum peringatan Hari Ibu.
Keppi menjelaskan saat ini Indonesia berada di posisi 111 dari 187 negara dalam indeks pemberdayaan manusia, masih jauh dari ranking 100.
“Itupun di bawah Thailand, Uzbekistan dan lainnya yang baru merdeka dibandingkan Indonesia yang sudah 72 tahun merdeka. Untuk itu ada 3 point yang menjadi target perbaikan kualitas hidup, diantaranya kesehatan, pendidikan, dan income,” tambah Keppi.
Lebih lanjut Keppi memaparkan, 3 point yang dimaksud menurut kesehatan, yakni didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, sehingga mampu berkarya maksimal. Sebagai kodrat wanita, ada masanya perempuan mengalami PMS mengalami penurunan daya tahan, meski tidak semuanya. Terlebih jika tidak lancar, maka bahaya kanker serviks atau payudara mengancam. Untuk itu, keluarga harus memperhatikan kesehatan ibu utamanya, dan anggota keluarga. Sebab kesehatan itu hak dasar semua orang.
Pendidikan, lanjutnya, dinilai sudah cukup baik, meski masih banyak pendidikan di daerah pelosok masih rendah. Keteknikan masih didominasi laki-laki, sementara sektor lain masih kalah selisih. “Padahal perempuan adalah pendidik pertama dan utama, khususnya dalam keluarga. Peran perempuan mendominasi, namun jika diukur secara materi memang terbilang rendah. Semisal perempuan di legislatif hanya 5 persen, selain menjadi wanita karir juga merangkap ibu rumah tangga,” ungkap Keppi.