Kota Malang
Mahasiswi Pembuang Bayi di Kota Malang, Mengaku Tidak Diperkosa
Saat tiba di Polsekta Lowokwaru, mahasiswi berjilbab merah tersebut tampak biasa saja. Tentunya karena masih dugaan, beberapa warga dengan setia hingga pukul 20.00, masih menunggu kabar di depan Mapolsekta Lowokwaru.
Menurut keterangan Mariam Jamila (22) pendamping psikologi dari Women Crisis Centre, bahwa UYR sempat bercerita bahwa pada 9 bulan lalu, menjadi korban pemerkosaan oleh teman dari temannya.
“Dia mengaku diperkosa oleh teman dari temannya. Setelah mengetahui dia telat datang bulan, dia mencari orang yang telah memperkosanya. Namun yang memperkosanya sudah kabur ke Kalimantan. Karena tidak seberapa kenal, dia tidak bisa mencarinya,” ujar Mila, panggilan akrap Mariam Jamila.
UYR juga sempat bercerita bahwa setelah tidak bisa mencari si pemerkosa, dia kemudian berencan untuk membesarkan anak yangbberada di dalam kandungannya. “Dia adalah tulang punggung keluarga. Dia mengatakan ibunya kena kangker atadium tinggi dan 2 adiknya masih kecil. Dia tidak bisa menceritakan kejadian itu kepada keluarganya,” ujar Mila.
UYR juga mengatakan kepada Mila, bahwa dia berencana pindah kos ke tempat baru karena diusir oleh ibu kosnya . “Tadi saya dapat keterangan, dia menunggak beberapa bulan jadi karena tidak bisa bayar kos, dia diusir oleh ibu kosnya. Dia berencana pindah ke tempat baru yang tidak mengenalnya sebagai mahasiswi. Dia berencana membesarkan anaknya di tempat yang baru. Namun sebelum pindah, pada Rabu (10/1/2018) pagi, dia merasa kontraksi. Padahal saat itu dia sama sekali tidak punya uang,” ujar Mila.
Sekitar pukul 18.00, UYR akhirnya melahirkan di dalam kamar. ” Dia mengatakan bahwa saat melahirkan sendiri, kondisi anaknya sudah tidak menangis. Dia mengatakan bahwa anaknya lahir dalam kondisi meninggal. Setelah tahu anaknya meninggal, dia panik semalaman. Dalam kondisi panik itu anaknya kemudian dibuang. Bayinya dibuang tengah malam.Dia nangis terus hingga belum tidur,” ujar Mila yang mendampingi UYR. (gie/yan)