SEKITAR KITA
Memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia, Dinkes Situbondo Bagikan Ribuan Leaflet
Memontum Situbondo – Memperingati hari HIV/AIDS Sedunia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo, melakukan aksi turun ke jalan, Kamis (01/12/2022) kemarin. Para petugas Dinkes Situbondo ini, terlihat membagikan ribuan leaflet atau selebaran kepada para pengguna jalan di sepanjang simpang empat di jalur Pantura Situbondo.
Mereka juga memberikan edukasi tentang bahaya penyakit HIV/AIDS kepada para pengguna jalan yang sedang melintas. Bahkan, kegiatan penyebaran ribuan leaflet itu, dilakukan serentak sebanyak 20 Puskesmas di Kabupaten Situbondo.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran dan pengendalian penyakit HIV/AIDS, Dinkes Kabupaten Situbondo juga melibatkan sejumlah rumah sakit, agar menyebar leaflet dan melakukan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS kepada para pengunjung di rumah sakitnya.
“Bahkan, sebagai upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Kabupaten Situbondo, Dinkes dan sejumlah Puskesmas juga melakukan talk show interaktive via youtube, dalam momen peringatan hari HIV/AIDS,” ujar Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Kantor Dinkes Situbondo, Hari Santoso, Jumat (02/12/2022) tadi.
Menurutnya, dalam momen peringatan hari HIV/AIDS sedunia tahun 2022, pihaknya sengaja menyebar ribuan selebaran dan memberikan edukasi tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, mengingat seiring bertambahnya waktu, penderita HIV/AIDS juga makin meningkat di Kabupaten Situbondo. “Bahkan, hingga Oktober 2022, tercatat sebanyak 400 penderita HIV/AIDS di Situbondo, mereka telah mendapatkan obat ARV ( Anti Retro Viral ),” jelasnya.
Berdasarkan data kumulatif yang diperoleh tahun 2022, diketahui tidak semua orang dengan HIV (ODHA ) mau menerima ARV. Terdapat 772 orang yang pernah memulai ARV, sejumlah 328 (42 oersen) ODHA masih rutin menjalani pengobatan ARV, jumlah penderita yang meninggal 168 (22 persen) orang, stop pengobatan 17 (2 persen) orang dan ODHA yang berhenti berobat lebih dari 3 bulan atau disebut LFU sebanyak 190 (25 persen).
Baca juga :
- Tinjau Layanan Masyarakat di MPP Kota Malang, Pj Wali Kota Tak Temukan Adanya Kendala
- WTI Mbois Ilakes Pemkot Malang Mampu Tekan Angka Inflasi hingga 10 Persen
- Bupati Ipuk Silaturahmi dan Ajak Muhammadiyah Terus Berperan Aktif dalam Pembangunan Banyuwangi
- Terima Keluhan Pedagang Pasar Madyopuro Soal Saluran Drainase, Pj Wali Kota Sarankan Perbaikan
- Serambi MyPertamina dan Modular Dispenser BBM Jadi Primadona Selama Libur Lebaran di Jatim
“Oleh karena itu, dibutuhkan upaya strategis untuk meningkatkan cakupan pelayanan HIV di Kabupaten Situbondo, salah satunya Dinkes harus melibatkan semua lintas sektor agar terlibat dalam pencegahan HIV/AIDS,” imbuhnya.
Bahkan, dengan menggandeng lintas sektor Yayasan Pemerhati HIV (Laskar, KKBS, Mahameru) untuk meningkatkan cakupan pelayanan HIV. Sebab, selama ini telah banyak memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program HIV di Kabupaten Situbondo. “Beberapa kegiatan diantaranya melaksanakan skrining dan edukasi pada kelompok kunci, pendampingan ODHIV, serta melakukan koordinasi dengan stakekholder,” ujarnya.
Lebih jauh pria yang akrab dipanggil Hari ini menegaskan, untuk mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS, Dinkes Situbondo dan Puskesmas terus melakukan inovasi melalui Skrining Mobile Klinik VCT, dengan turun langsung ke spot- spot yang dipetakan terdapat populasi kunci, seperti tempat tempat Karaoke, warung remang remang dan spot spot lain. Biasanya langsung melaksanakn Konseling, edukasi dan testing HIV di lokasi tersebut.
“Petugas juga melakukan peningkatan kompetensi pelaksana Program HIV Puskesmas untuk melakukan konseling dan edukasi HIV, dengan mendatangkan narasumber konselor HIV Nasional, serta melakukan peningkatan dan perluasan fasilitas kesehatan yang menjadi layanan pengobatan dan dukungan perawatan pada orang dengan HIV ( ODHA ) untuk mempermudah dan mendekatkan akses test dan layanan pengobatan HIV,” ucapnya.
Hari menjelaskan, sesuai amanat Permenkes Nomor 23 tahun 2022, penanggulangan HIV dilakukan dengan langkah promotif, yaitu dengan komunikasi informasi dan edukasi kepada seluruh pihak. “Termasuk di dalamnya melalui media cetak dan elektronik tentang resiko dan dampak HIV, termasuk penyampaian jumlah orang dengan terdampak atau terinfeksi HIV,” ujarnya. (her/gie)