Kabupaten Malang
Menengok Nuansa Ramadhan 1440 H, di Desa Keberagaman Wirotaman Ampelgading
Pertahankan Budaya Leluhur, Hidup Berdampingan Antar Umat Beragama
Memontum Malang – Nuansa bulan suci Ramadan 1440 H saat ini sangat terasa di Desa Wirotaman Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Kendati di desa dekat perbatasan Kabupaten Lumajang ini terdiri dari perbedaan agama, namun selalu hidup rukun, satu sama lain saling berdampingan. Mereka saling gegam komiitmen ‘Mempertahankan budaya leluhur, hidup berdampingan antar umat Beragama.
Kepala Desa Wirotaman, H Ahmad Sholeh menjelaskan, hingga saat ini kondisi desa keberagaman Wirotaman masih tetap solid, rukun khususnya dalam kondisi bulan suci Ramadhan seperti sekarang.
Dikatakan, itu terbukti dengan terselenggaranya pasar takjil yang digelar baru pertama kalinya oleh Komunitas Pemuda Pemudi RT Siji (KOPPI 3G) dan itu juga atas kerjasama dengan Pemdes Wirotaman.
Tambah Kades sekaligus ketua MWC NU Kecamatan Ampelgading ini, tujuannya untuk membangun kemandirian ekonomi warga desa juga meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan.
Pasalnya,ada sebagian warga non muslim pun juga ikut berjualan di deretan stand yang jumlahnya hingga mencapai puluhan titik ini.
Disinggung terkait kondisi, keamanan dan kenyamanan umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa? Soleh menjelaskan, mereka sangat menghormati umat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa termasuk shalat tarawih.
“Jika pada siang hari, umat non muslim tidak makan dan merokok di tempat umum.Begitu halnya jika malam hari, mereka tidak memutar musik secara berlebihan, sehingga umat muslim bisa beribadah dengan tenang,” ulas Kades jabatannya tinggal beberapa hari lagi ini.
Dalam waktu bersamaan,di aula kantor Desa Wirotaman juga akan berlangsung safari Ramadhan oleh Lembaga Kajian dan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PC NU Kabupaten Malang, dengan menggelar seminar ilmiah Parenting Cybertics, sekaligus memperkenalkan materi metode mendidik anak.
Dari pantauan langsung Memontum.Com (MemoX Group)beberapa waktu lalu di desa berpenduduk lebih dari 4000 jiwa ini, sore itu tampak cerah.
Tempat peribadatan antar umat beragama, satu sama lain tidak terlalu berjauhan.Seperti bangunan masjid Baitut Taqwa yang didirikan sekitar tahun 1970-an. Kemudiam hanya sekitar 100 meter dari masjid tersebut, terdapat Pura Siwa Lingga yang berada di atas perbukitan. Hanya sekitar 50 meter dari Pura itu, berdiri bangunan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Itulah desa Wirotaman, desa dengan penduduka yang beragam. itu terdiri dari berbagai pemeluk agama.Berdasarkan data pemerintah desa setempat, pemeluk Agama Islam di desa itu sebanyak 3.183 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.612 orang dan perempuan 1.571 orang.
Sementara, pemeluk agama Kristen sebanyak 659 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 324 orang dan perempuan 335 orang. Sedangkan pemeluk Agama Hindu berjumlah 298 orang, terdiri dari laki-laki 144 orang dan perempuan 154 orang.Sedangkan umat Katolik hanya berjumlah empat orang. Tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan.
Meski terdiri dari berbagai pemeluk agama, hampir tidak terdengar ada perselisihan antar-warga di desa seluas 744,5 hektar tersebut. Kerukunan tetap terjaga. Saling menghargai antar-pemeluk agama sudah mendarah daging di dalam kehidupan warga. (Sur/oso)