Pemerintahan
Menyikapi Merebaknya Covid-19 di Indonesia dan Internasional, Pemkot Probolinggo Lakukan Berbagai Langkah Strategis
Memontum Probolinggo – Menyikapi pencegahan dan penanganan Covid-19, yang sudah merebak di seluruh Nusantara, bahkan internasional, maka pemerintah kota Probolinggo mengambil langkah-langkah antisipasi. Diantaranya mulai dari penyediaan anggaran, sarana prasarana, tenaga medis hingga sejumlah kegiatan untuk memerangi virus Covid 19 tersebut.
Dikatakan oleh Wali Kota Hadi Zainal Abidin pada rilisnya bersama media melalui telekonferensi atau vidcon, nampak kesiapan pemerintah setempat berjuang melawan penyebaran virus yang sudah menjangkiti dua warganya ini.
Pemerintah Kota Probolinggo telah menyiapkan dana miliaran dari sisi anggaran.
Anggaran diambil dari penggunaan Biaya Tidak Terduga (BTT) dari dua OPD, Dinas Kesehatan sebesar Rp 919.070.000 dan RSUD dr Mohamad Saleh Rp 150 juta, total senilai Rp 1.069.070.000. Penggunaan BTT ini sesuai Perwali 15 tahun 2020 tentang tata cara pemberian dan pertanggungjawaban BTT untuk tanggap darurat dalam rangka penanggulangan bencana non alam dan percepatan penanganan COVID 19.
Juga dari anggaran Dinas Kesehatan Rp 18.433.000.000 dan RSUD dr Mohamad Saleh Rp 9.894.610.000, total dana sebesar Rp 28.327.610.000. Telah ditetapkan dalam Perwali 32 tahun 2020 tanggal 2 April 2020 tentang perubahan kedua atas perwali 235 tahun 2019 tentang Penjabaran APBD TA 2020.
Sesuai dengan instruksi Presiden dan Mendagri, Pemkot Probolinggo refocusing kegiatan 26 OPD yang akan dialihkan untuk BTT. Seluruh total dananya mencapai lebih dari Rp 57 Miliar.
Tidak hanya itu, pemerintah kota Probolinggo juga menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), di RSUD dr Mohamad Saleh, ada 14 orang dokter spesialis, 8 orang dokter umum dan 23 orang paramedis. Jumlah SDM ada 45 orang. Sedangkan di Dinkes ada 12 dokter umum, 12 orang paramedis dan 87 surveilans (total ada 111 orang).
Untuk personel lapangan dari BPBD 52 orang; Satpol PP 167 orang; Polres Probolinggo Kota 30 orang; Kodim 0820 30 orang; Dipertahankan 15 orang dan Yon Zipur 30 orang. Total mencapai 480 orang.
Dalam menangani penyebaran virus Covid 19 tersebut, Pemkot sudah melakukan kegiatan penyediaan logistik penanganan darurat COVID 19, dan aksinya adalah penyemprotan disinfektan ke fasilitas umum, menyediakan tempat cuci tangan di tempat umum, mengadakan surveilans terhadap kelompok beresiko, pemantauan terhadap karantina mandiri terhadap kelompok beresiko, melakukan tracking terhadap kelompok yang beresiko, melakukan rapid test kepada kelompok yang beresiko (83 orang), melakukan skrining kepada masyarakat yang ke faskes baik swasta maupun negeri, melakukan skrining saat arus mudik.
Tidak hanya itu, upaya mitigasi yang dilakukan dinas Kesehatan adalah upaya pemulihan. Sejumlah OPD seperti Satpol PP pun menjalankan tugas memberikan edukasi pada masyarakat terkait cuci tangan, belajar di rumah, sosial distance di ruang publik, operasi gabungan di pusat perbelanjaan hingga penjagaan pos pendataan pedagang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan penyemprotan disinfektan mulai 20 Maret – 3 April 2020 ada 191 titik sasaran. Seperti tempat ibadah, terminal, kantor pemerintahan, sekolah, panti asuhan, ruang publik dan sebagainya. Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman menyediakan 25 wastafel portabel di pasar tradisional.
Wali Kota Hadi Zainal Abidin menjelaskan, sejumlah tempat sudah disiapkan untuk menangani COVID 19. Seperti 20 ruang isolasi di RSUD, 20 ruangan di Puskesmas Wonoasih.
“Kami juga menyediakan pos karantina petugas, supaya petugas tidak terpapar virus korona,” terangnya.
Tempat yang di jadikan pos karantina petugas medis di Samudera Mina, untuk paramedis di Guest House PPI. Dan untuk petugas lapangan, BPBD, Satpol PP, Kodim, Polresta dan Yon Zipur ada tempat karantina PPU depan DLH dan rusunawa.
“Untuk karantina pemudik kami siapkan di SMK Negeri 2, karena disana fasilitas lengkap, dan kami akan menyiapkan alas untuk tidur. Tapi dari semua itu mari kita berdoa semoga saja tidak terisi, semua masyarakat sehat,” harap Habib Hadi.
Terkait jaring pengaman sosial yang terdampak COVID 19 di Kota Probolinggo berjumlah sekitar 14 ribu orang yang terdiri dari berbagai profesi.
“Saat ini masih verifikasi faktual oleh kecamatan dan kelurahan. Data ini diluar penerima manfaat PKH (Program Keluarga Harapan) dan BDT (Basis Data Terpadu),” kata wali kota.
Pemerintah Kota Probolinggo juga berencana melakukan pembatasan jam operasional tempat usaha di malam hari. Rencana ini akan segera ditindaklanjuti dengan surat edaran dalam sepekan ke depan.
“Karena ini untuk kebaikan kita semua. Dan, yang penting untuk bisa mendeteksi kedatangan warga dari luar kota adalah RT-RW harus melindungi lingkungannya masing-masing. Sampaikan kalau harus ke pelayanan kesehatan dulu untuk pengecekan atau hubungi saja call center 112,” tegas Habib Hadi.
Rilis bersama wartawan melalui telekonferensi itu dihadiri Wawali Mochammad Soufis Subri, Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, Kajari Yeni Puspita, Sekda drg Ninik Ira Wibawati, Jubir Satgas dr Abrrar HS Kuddah dan Plt Dinkes dr NH Hidayati.
“Mudah-mudahan ujian, musibah ini cepat berlalu dan keluarga kita terhindar dari virus korona,” harap Wali Kota Habib Hadi.
“Mari bersama-sama bagi warga kota Probolinggo mentaati himbauan bahwa jaga kebersihan, cuci tangan, pakai masker, dan jangan keluar rumah jika tidak penting, karena itu salah satu cara mencegah merambatnya virus Covid 19 ini,” seru Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin. (pix/yan)