Kabar Desa
Minimalisir Kekerasan Anak dan Ibu, DP3AP2KB Kota Batu Gelar Pelatihan Penanganan Kasus
Memontum Kota Batu – Pemkot Batu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Pengendalian Penduduk Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) meminta agar setiap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di wilayah desa maupun kelurahan di Kota Batu, segera dilaporkan ke Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). Himbauan ini diberikan, saat gelaran ‘Pelatihan Penyusunan SOP Penanganan Kasus pada Lembaga Penanganan Masalah Perempuan dan Anak’ yang digelar di sebuah hotel Kota Batu, Selasa (16/05/2023) tadi.
Kepala DP3AP2KB Kota Batu, Amida, mengatakan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan harus segera ditindaklanjuti. Karena, dengan pengaruh perkembangan teknologi, kasus tersebut marak terjadi.
“Jika mengalami atau menemui kasus di desa maupun kelurahan, masyarakat bisa langsung melaporkan melalui PUSPAGA atau Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan dikoordinasikan bersama Pengurus TP PKK,” terangnya.
Baca juga:
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
Kasus kekerasan tersebut, tambahnya, saat ini marak terjadi. Dimana, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan itu diantaranya bullying, KDRT hingga pelecehan seksual. Untuk itu, dengan prosedur yang benar supaya bisa langsung ditangani harus segera melaporkan ke pihak terkait.
“Jadi, saya minta bila terjadi kekerasan terhadap anak dan perempuan harus segera melaporkan ke pihak yang berwenang. Supaya bisa ditangani dengan baik,” ujarnya.
Sedangkan, menurut Amida, sebagian besar yang mempengaruhi terjadinya kasus kekerasan itu sebenarnya dari perkembangan teknologi. “Yang jelas, untuk menghindari pengaruh perkembangan teknologi yang bisa menyebabkan kekerasan anak dan perempuan, kita juga koordinasi dengan TP PKK dalam keterlibatannya untuk mengawasi. Sehingga, ini nanti sebagai langkah awal dalam penanganannya,” paparnya. (put/sit)