Banyuwangi
Nadine Chandrawinata Ajak Tanam Mangrove di Banyuwangi
Poin utamanya, tandas Nadine, bagaimana kita menghidupkan tradisi jaman dulu, dimana nenek moyang kita punya tradisi yang tidak merusak alam. Masyarakat diajarkan untuk ramah lingkungan dan mau belajar mengubah perilaku buruknya terhadap lingkungan.
“Ingat lho, Indonesia itu penghasil sampah kedua terbesar di dunia. Berapa juta ton sampah yang dihasilkan per hari. Itu baru dari aspek sampah, belum masalah lingkungan lainnya,” ujar Nadine.
Apa yang digagas Seasoldier ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk peningkatan kepedulian lingkungan, yang mengajak generasi muda untuk ikut terlibat di dalamnya dan ikut menularkan ‘virus’ tersebut pada masyarakat sekitar.
“Kami berharap akan terjadi perubahan pola pikir masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan. Toh, dampaknya kita pula yang akan merasakan. Salah satunya penanaman mangrove ini yang akan melindungi populasi ikan di perairan kita,” ujar Hary.
Teluk Pangpang ini memiliki luasan 600 hektar. Dulunya tempat ini merupakan lahan mangrove yang kemudian dialihfungsikan menjadi tambak-tambak. Itu terjadi pada tahun 1980-an. Ketika pengusaha tambak bangkrut , areal ini dibiarkan terbengkalai sehingga menjadi rusak.
Akhirnya muncullah sekelompok orang yang tergerak untuk mengembalikan lahan konservasi tersebut seperti sedia kala. Pada tahun 2002/2003, mulailah mereka merintis kembali penanaman bakau di areal tersebut. Kelompok ini menamakan dirinya Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Bangkit Remaja Tegalpare (Baret).