Pendidikan
Pantau Penerapan PTM Terbatas SMA, Bupati dan Forkopimda Ingatkan Vaksinasi dan Prokes
Memontum Situbondo – Pembelajaran tatap muka terbatas di semua sekolah tingkat SMA sederajat di Situbondo, mulai dilakukan sejak Senin (23/08) lalu. Meski pelaksanaan sudah digelar, namun langkah antisipasi terus dilakukan pemerintah daerah.
Seperti yang dilakukan Bupati Situbondo, Karna Suswandi, yang melakukan pengecekan atau mendatangi sejumlah sekolah SMA dan SMK yang baru melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Bung Karna ini, mengingatkan kembali agar siswa-siswi untuk mengikuti program vaksinasi dengan baik.
Baca Juga:
- PT Balad Group Bersiap Garap Budidaya Lobster di Gugusan Teluk Kangean
- November Ini PT Tamami Grup Segera Operasionalkan Penambangan di Situbondo
- Pegiat Anti Korupsi Situbondo Blak-blakan Dukung Paslon Karna-Khoirani
Karena melalui vaksinasi, kekebalan kelompok (herd immunity) akan terbentuk. Sehingga, penyebaran Covid-19 dapat diminimalisir. Disela pemantauan di beberapa sekolah, Bupati juga menjelaskan, bahwa untuk PTM terbatas masih dilakukan 50 persen dari kapasitas. Selebihnya, masih menggunakan dalam jaringan (daring).
“Pembelajaran tatap muka terbatas masih kita buka 50 persen,” ujar Bung Karna, sapaan akrabnya saat meninjau SMKN 1 Panji, Kamis (26/08) tadi.
Selain memantau pembelajaran tatap muka terbatas, Bung Karna bersama Forkopimda juga meninjau pelaksanaan vaksinasi di kalangan pelajar. “Vaksinasi ini terus kita genjot, sampai tercapai target 70 persen dari 542 ribu orang yang menjadi sasaran vaksin,” bebernya.
Bung Karna menambahkan, pembelajaran tatap muka terbatas ini dilakukan, seiring dengan menurunnya kasus Covid-19 di Situbondo. Saat ini, Situbondo masuk dalam zona kuning atau kasus virus corona status rendah.
“Alhamdulillah, zona kita sudah kuning. Kasus Covid-19 di Situbondo sudah mulai melandai. Kita berharap kasus ini terus turun. Namun kita tidak boleh lengah dengan Covid-19. Kita harus tetap waspada dengan menerapkan prokes ketat,” paparnya.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Panji, Suprihartono, S.Pd.,MM, mengatakan bahwa ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan agar sekolah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka, di antaranya sistem pembagian waktu. “Kami menggunakan sistem bagi waktu kepada seluruh anak didik disini. Dalam satu kelas, separuh melaksanakan pembelajaran tatap muka, separuhnya lagi melenggarakan pembelajaran via online,” ujar Suprihartono S Pd MM.
Dijelaskannya, penerapan sistem pembelajaran dengan pembagian waktu merupakan upaya dalam menjaga semua elemen terhindar dari paparan Covid-19. “Kita tentunya masih tetap harus hati-hati, walaupun penurunan paparan Covid-19, cukup baik,” ucapnya.
Supri mengaku, upaya dirinya mengurangi mobilitas siswa di sekolah, dengan mengurangi aktivitas jam pelajaran. Siswa tidak terlalu lama di sekolah, juga tidak melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerumunan.
“Maksimal pembelajaran tatap muka selama empat jam. Selain itu, pedagang yang menyediakan tempat makan di sekolah juga kami imbau untuk tidak buka. Sebab, dikhawatirkan menjadi tempat anak-anak berkumpul,” jelasnya.
Supri menambahkan, bagi seluruh siswa diperkenankan untuk membawa bekal dari rumah. Pada saat jam istirahat, para siswa tidak perlu keluar untuk membeli makanan. “Selama aktivitas pembelajaran tatap muka berjalan baik, tidak ada cluster baru, kedepannya akan diberlakukan pembelajaran tatap muka secara maksimal,” ungkapnya. (her/ed2)