SEKITAR KITA

Pemasangan Bronjong Gedung Kompleks Sekolah Yayasan Ekklesia Tuai Protes Warga

Diterbitkan

-

Pemasangan Bronjong Gedung Kompleks Sekolah Yayasan Ekklesia Tuai Protes Warga

Memontum Kota Malang – Perbaikan komplek Gedung Sekolah Yayasan Pendidikan Kemuliaan Allah (Ekklesia) yang terletak di Jalan S Supriadi, Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun, tidak berjalan mulus.

Pemasangan bronjong di pekarangan belakang gedung sekolah yang sempat dua kali mengalami longsor, menuai protes warga.

Baca: Terdampak Debit Air Sungai, Dinding Sekolah di Sukun Malang Ambrol

Berangkat dari permasalahan itu, dilakukanlah mediasi untuk menyikapi polemik tersebut. Hadir di tengah warga dan pihak sekolah, anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Suyadi, Kepala Dinas Pendidikan, Suwarjana, dan Camat Sukun, Widi Wirawan, yang membantu mediasi pada, Jumat (12/2) siang.

Advertisement

“Permasalahan utama saat ini adalah rawan robohnya Gedung Lantai 3 sekolah. Namun, di sisi lain warga menganggap bahwa akan ada pendangkalan air sungai dan juga penyempitan lebar sungai. Akibat dari pemasangan bronjong yang akan segera dipasang oleh pihak sekolah dalam rangka mengurangi dampak aliran sungai terhadap rencana pembangunan pagar sekaligus tembok sekolah,” urai Camat Sukun, Widi Wirawan.

Pria yang akrab disapa Widi itu mengatakan, bahwa warga takut pemasangan bronjong ini bisa membuat air sungai mengenai halaman rumah warga yang dibangun dekat bibir sungai.

“Dan informasinya ada sekitar 5 keluarga sudah diungsikan atau dipindah rumah sementara. Untuk jaga-jaga apabila air hujan atau air meluap sewaktu-waktu,” terangnya.

Disampaikan Widi, melalui mediasi yang berlangsung telah disepakati bahwa pada saat membangun, pihak Yayasan Ekklesia harus melibatkan tim teknis.

Advertisement

“Kedua, warga harus dilibatkan baik berupa saran, masukan, termasuk juga tenaga diantaranya bisa jadi tukang bangunan atau kuli dan sebagainya. Berikutnya juga tentu pihak Ekklesia benar-benar harus memaksimalkan tenaga manual, karena alat berat tidak bisa masuk kesini,” terangnya.

Dirinya menegaskan, bahwa sebenarnya warga tidak keberatan dengan pembangunan perbaikan gedung sekolah akibat longsor yang terjadi. Namun warga ingin pihak Yayasan Ekklesia memikirkan dampak yang bisa jadi berimbas ke warga.

“Warga meminta jangan asal membangun, karena nantinya pemasangan bronjong yang bisa mengambil lebar sungai itu dikhawatirkan akan berdampak ke rumah mereka,” paparnya.

Baca Juga: Banjir dan Longsor Duduki Posisi Puncak Sederet Peristiwa Januari 2021 di Malang

Advertisement

Disamping itu, anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Suyadi, menyampaikan bahwasannya musyawarah sangat diperlukan dalam penyelesaian masalah ini.

“Solusi sederhana sebenarnya, hanya komunikasi yang harus dibangun antara Yayasan dengan tokoh masyarakat disini,” ujarnya.

Menurut Suyadi, pihak Yayasan Ekklesia sudah gerak cepat mengatasi longsor pertama. Namun sayang, belum usai pembenahan, longsor kedua pun terjadi.

“Kami hadir memberikan masukan kepada pihak terkait, karena ini pendidikan maka saya merasa harus melihat langsung. Jangan sampai nanti korbannya ada di dunia pendidikan,” ujarnya. (cw1/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas