Pemerintahan

Pemkot Malang Ajukan Bantuan Pergantian Pipa Saluran PDAM

Diterbitkan

-

Hearing Komisi B DPRD Kota Malang dengan Perumda Tugu Tirta pada Rabu (15/1) sore.(kik)
Hearing Komisi B DPRD Kota Malang dengan Perumda Tugu Tirta pada Rabu (15/1) sore.(kik)

Memontum Kota Malang – Gangguan layanan air bersih Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Tirta atau PDAM Kota Malang masih terus berlanjut. Pasalnya, setelah sekitar lima hari pipa tersebut dibenahi sejak Jumat (10/1/2020) lalu, pipa tersebut kembali mengalami kebocoran. Tepatnya, 50 meter dari titik kebocoran awal.

Terang saja, kebocoran jaringan pipa yang terjadi di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang tersebut kembali berdampak pada sejumlah wilayah di Kota Malang. Beberapa daerah yang terdampak adalah Kedungkandang, Bumiayu, Sukun, Gadang dan Sawojajar. Bahkan, ada sekitar 26 ribu pelanggan PDAM Kota Malang yang kesulitan mendapatkan air bersih atas kejadian tersebut.

Kebocoran tersebut, terjadi pada pipa berdiameter 500 mm yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kementerian.

Rabu (15/1/2020), Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kemen PUPR Ir. Iriandi Azwarberkunjung ke Kota Malang untuk mengkoordinasikan hal tersebut lebih lanjut. Rapat koordinasi (rakor) yang dilakukan secara tertutup tersebut digelar di Kantor PDAM di Kota Malang, yang juga dihadiri oleh Walikota Malang.

Advertisement

Dalam pertemuan tersebut, Walikota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha mencoba perbaikan sekali lagi. Sembari menunggu undangan rakor dari Kemen PUPR pada hari Jumat (17/1/2020).

“Kami juga melaporkan perkembangan pipa tersebut sejak Oktober 2019 lalu hingga kemarin, Selasa (14/1/2020) yang kurang lebih ada sebanyak 7 titik,” ujar Sutiaji.

Selain itu, Sutiaji juga memastikan bahwa dalam waktu dekat atau dalam kurun sekitar satu bulan akan ada pergantian pipa biru. Hal itu akan diupayakan untuk mendapat bantuan dari pihak Kementerian PUPR.

“Membuat skenario dari pusat dengan budget kurang lebih Rp 35 Miliar, dan itu bantuan dari pusat untuk pergantian pipa. Pak Menteri juga telah meresponz dan telah langsung menunjuk agar hal ini bisa segera ditangani. Karena ini adalah salah satu kebutuhan dasar,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara itu, untuk warga yang terdampak yang mencapai 26 ribu, Pemkot Malang telah mengambil tindakan dengan membagi debit-debit air yang ada untuk diambil sementara. Dengan tindakan tersebut, sekitar 16 ribu pelanggan yang kesulitan mendapat air bersih telah bisa diatasi.

“Jadi kemarin kan ada 26 ribu warga yang terdampak, sekarang tinggal 10 ribu yang masih belum teratasi. Itu akan kami upayakan agar diatasi dengan menggunakan sumur bor yang ada, nanti mungkin tinggal akan kita siapkan pompanya. Sementara yang 16 ribu sudah kami upayakan dengan mengambil debit-debit air lain untuk sementara,” kata Sutiaji.

Sementara itu, pihak Perumda Tugu Tirta Kota Malang masih belum bisa memastikan berapa kerugian yang dihasilkan dari air yang keluar. Namun jika dari biaya, Direktur Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M. Nor Muhlas mengatakan, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 65 juta setiap perbaikan.

“Tapi kalau kami menghitung dari setiap perawatannya, sekitar Rp 60 juta hingga Rp 65 juta satu kali perbaikannya,” ujar Muhlas.

Advertisement

Menurut Muhlas, pecahnya pipa tersebut diakibatkan karena kurang kuatnya pipa untuk menerima tekanan sebesar 12 PN (Pressure Nominal). Sedangkan kekuatan yang dimiliki pipa tersebut hanya mencapai 10 PN. Sementara jika tekanan air diturunkan menjadi 10 PN, yang dikhawatirkan adalah air tidak mampu mengalir hingga area Buring atas.

“Kalau kita turunkan tekanan jadi 10 PN, air tidak akan sampai ke Buring atas, kalau tidak sampai ke Buring atas, ya pastinya yang di Buring atas tidak bisa terlayani. Dan mohon maaf, pipa ini sebenarnya pipa yang tidak sesuai untuk mendapatkan tekanan 12 PN, sekitar beberapa tahun kemudian, pipa itu lelah dan akhirnya pecah,” kata dia.

Menurut Muhlas, pergantian pipa juga tidak serta merta langsung dilakukan, pasalnya pipa tersebut merupakan bantuan yang diberikan Kemen PUPR kepada Pemkot Malang.

“Pipa itu bukan kami yang bangun, bukan kami yg membelanjakan, ini bantuan pusat. Kami hanya menerima, makannya kami hanya bisa memperbaiki dan melakukan perawatan,” pungkasnya. (iki/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Lewat ke baris perkakas