Ngopi pagi

Pentingnya Gerakan Literasi bagi Anak Usia Dini di Era Kurikulum Merdeka

Diterbitkan

-

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum terbaru pada saat ini. Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran yang lebih fleksibel, berfokus pada kebutuhan esensial anak, guru lebih menjadi fasilitator dan anak atau peserta didik yang lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini, tentunya dalam rangka untuk menstimulasi kecerdasan anak agar lebih berkembang secara maksimal.

Kurikulum merdeka beriringan dengan konsep merdeka belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam menyusun kurikulum merdeka yang perlu diperhatikan yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulumnya. Tujuan Pendidikan Nasional berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) mandiri; (3) bergotong royong; (4) berkebinekaan global; (5) bernalar kritis; (6) kreatif.

Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan dan kerangka yang telah diterjemahkan dalam struktur kurikulum, prinsip pembelajaran, dan asesmen serta capaian pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, struktur kurikulum berisi kegiatan intrakulikuler untuk penguatan profil pelajar Pancasila.

Terdapat capaian pembelajaran yang harus dicapai sesuai dengan tiga elemen yaitu (1) Nilai Agama dan Budi Pekerti; (2) Jati Diri, (3) Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.

Advertisement

Literasi dini sebenarnya bukan diartikan mengajarkan membaca, tapi membangun fondasi untuk membaca agar dikemudian hari, apabila anak sudah waktunya belajar membaca mereka lebih siap. Literasi dini memberikan alternatif baru guna membantu anak-anak belajar berbicara, membaca, dan menulis namun tidak mengarahkan serta menyuruh mereka membaca dan menulis, sebab hal ini tidak sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka.

Seperti wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW dari malaikat Jibril berikut ini : Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS Al- Alaq 1-5).

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan insan yang ummi. Mayoritas orang Islam memberi makna ummi sebagai orang yang buta huruf. Sehingga tidak bisa membaca dan menulis. Ada ulama yang mengartikan kata “Ummi” dalam bentuk lain, semisal dalam buku Khurafatu Ummiyati Muhammad (Mitos Keummian Muhammad) yang diterjemahkan oleh Abu Nayla dengan judul “Nabi Muhammad: Buta Huruf atau Genius” (Jakarta: Nun Publisher, Cet. I, April 2007). Penulisnya adalah Syeikh Al-Maqdisi.

Baca juga:

Advertisement

Literasi sudah menjadi anjuran bagi setiap manusia. Nabi Muhammad yang ummi pun dianjurkan untuk membaca. Sehingga kita sebagai orang tua atau pendidik PAUD harus senantiasa menstimulasi kemampuan bahasa anak melalui kegiatan literasi dini. Literasi dini tidak hanya dimaknai bahwa anak usia dini harus bisa membaca, namun lebih dari itu. Anak usia dini diharapkan dapat dikenalkan dengan buku, kegiatan membaca buku cerita, dan anak terbiasa mendengar atau menyimak saat dibacakan buku. Dengan harapan, literasi menjadi kegiatan stimulasi bahasa anak sejak dini. Sehingga anak usia dini dapat mencintai buku sejak dini sebagai sumber pengetahuan.

Salah satu kegiatan dari Gerakan Literasi Sekolah yaitu pengadaan sudut baca, yang mana sudut baca adalah tempat untuk membaca yang di tata dengan sedemikian rupa dan terlihat menarik untuk siswa di dalam lingkungan sekolah, sudut baca sendiri terletak di sudut kelas atau ruangan yang dilengkapi dengan rak dengan berbagai macam buku-buku dan berperan memperpanjang fungsi perpustakaan, yang di tata dengan sedemikian rupa agar menarik minat anak untuk membaca.

Pengadaan sudut baca pada saat ini sudah banyak di berbagai sekolah dengan desain menarik minat anak untuk membaca di sudut baca tersebut yang banyak terletak di koridor sekolah, di dalam pojok kelas, dengan rak-rak yang banyak berisi buku-buku yang disesuaikan dengan usia anak-anak. Mengingat kurangnya minat untuk membaca terutama di kalangan anak-anak, pemerintah pun mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah dengan salah satu kegiatan literasi tersebut adalah adanya sudut baca di tiap-tiap sekolah.

Gerakan Literasi Sekolah memiliki 3 tahapan, (1) Tahapan pembiasaan, yaitu dimana menumbuhkan minat baca siswa; (2) Tahapan pengembangan, tahapan yang disertai dengan kegiatan literasi yang dilakukan; (3) Tahapan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan disertai strategi membaca dalam pembelajaran literasi tersebut.

Kegiatan gerakan literasi dapat dilakukan pendidik PAUD di sekolah dengan kegiatan guru membacakan buku pada anak atau peserta didik pada sudut baca yang sudah tersedia di sekolah. Selain itu, kegiatan gerakan literasi juga dapat dilakukan dengan anak menceritakan gambar yang ada di buku menurut pengetahuannya. Hal ini dapat memicu anak atau peserta didik untuk berpikir kritais dan membangun pengetahuan baru. Kegiatan gerakan literasi ini dapat dilakukan secara rutin dan terjadwal demi tercapainya tujuan pembelajaran literasi yang maksimal demi perkembangan anak usia dini.

Advertisement

Selain guru melakukan gerakan literasi, tidak kalah pentingnya bahwa orang tua di rumah sebagai Pendidikan yang utama bagi anak usia dini yang lebih berperan aktif dalam mengenalkan buku pada anak. Seperti yang kita ketahui, anak usia dini adalah peniru ulung dan lebih menyukai teladan daripada nasihat. Oleh karena itu, orang tua di rumah dapat memberi teladan yang baik bagi anak dalam kegiatan literasi. Orang tua dapat membiasakan membacakan buku cerita saat akan tidur atau menjadwalkan waktu-waktu tertentu untuk mengajak anak membaca buku. Sehingga hal yang dilakukan terus-menerus akan melekat dalam memori ingatan anak dan menjadi kebiasaan yang baik bagi anak dalam mencintai buku dalam keseharian anak.

Penulis adalah Guru TK Mambaul Ulum Mayong, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan, Devi Lestari S Pd.

Advertisement
Lewat ke baris perkakas