Pemerintahan
Peringati HUT Ke-76 Kemerdekaan RI, Bupati Arifin Sampaikan Permintaan Maaf Ke Masyarakat Trenggalek
Memontum Trenggalek – Memimpin Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Republik Indonesia, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, sampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Trenggalek. Permintaan maaf itu disampaikan Bupati Arifin di Halaman Pendopo Trenggalek, bukan tanpa alasan. Dirinya menyampaikan permemintaan maaf kepada masyarakat, karena terkait upaya penanganan pandemi Covid-19 yang masih dianggap banyak kekurangan.
“Memperingati hari Kemerdekaan 17 Agustus yang ke-76 tahun Indonesia Merdeka, dengan hati yang tulus, saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Trenggalek, jika di dalam kerja-kerja menangani pandemi masih banyak kekurangan,” ucap Bupati Arifin, Selasa (17/08) tadi.
Baca Juga:
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- DPC PKB Trenggalek Kuatkan Konsolidasi Pemenangan Pilgub dan Pilbup 2024
- Tingkatkan Kamseltibcar Lantas, Polres Trenggalek Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra Semeru 2024
Sekedar diketahui, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah saat ini, yang sangat berpengaruh terhadap kecukupan ruang aktifitas masyarakat. Di tengah masyarakat, pastinya akan ada banyak sudut pandang, baik yang pro maupun kontra.
“Niat hati kita ingin menyelamatkan seluruh masyarakat, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi ekonomi,” jelasnya.
Meski demikian, tambah Bupati Muda ini, itu bukanlah satu hal yang mudah, bagi siapapun dan bagi pemimpin manapun. Di setiap level di seluruh negara, semua menghadapi hal yang sama.
Ditegaskan Mas Ipin-sapaan akrabnya, virus corona tidak disangka-sangka, semakin lama semakin berbahaya. Berbagai macam varian muncul, semakin lama gejala klinisnya juga semakin berat.
“Dan juga, semakin lama semakin menggerogoti kekuatan fiskal, terus semakin menggerogoti semangat bekerja. TNI dan Polri seperti tidak kenal lelah bekerja di luar tupoksi. Pengadilan, Kejaksaan ikut menjadi dinas sosial. Semuanya berjibaku, tidak terkecuali bersama-sama melawan pandemi ini,” terang Bupati.
Meskipun dalam keterbatasan, lanjutnya, revolusi belum berakhir. Semuanya hal yang sangat berat, mendera masyarakat, mengutip kata Bung Karno di dalam pidatonya, jangan ada yang kemudian melembek-lembekkan revolusi, revolusi belum selesai. Revolusi itu menciptakan dan membangun merubah kebiasaan kebiasaan lama menuju kebiasaan-kebiasaan baru.
“Menghadapi krisis itu apa yang perlu kita pastikan, lanjut pemimpin muda ini menambahkan, kapasitas, kualitas alkes, Nakes dan Faskes harus menjadi tujuan utama dalam jangka waktu singkat dan menengah ini,” imbuhnya.
Suami Novita Hardiny ini juga menghimbau, agar Pemerintah Daerah mengambil langkah-langkah yang revolusioner, yang radikal dalam hal penyerapan anggaran. Khususnya, insentif terhadap nakes diminta jangan sampai telat.
“Saya mohon betul itu jangan sampai itu telat-telat dan tingkatkan kapasitas alkes, nakes dan faskes kita. Kalau perlu 2 kali 3 kali lipat dari yang sekarang,” harap Bupati Arifin.
Bupati muda ini juga sempat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah desa, seluruh masyarakat, para pelaku usaha, pelaku ekonomi sektor manapun yang sudah ikut mendukung pembatasan protokol kesehatan. Ditambahkan olehnya, protokol kesehatan ini wajib terus dipatuhi, sampai dengan tercapai heart community. “Sebelum obat Covid-19 diketemukan, protokol pembatasan kegiatan menjadi wajib. Kalau dahulu, angkat bambu runcing itu menjadi suatu hal yang wajib dalam berjuang. Sekarang, mengangkat masker melalui memakai masker, menjunjung tinggi protokol kesehatan menjadi hal yang wajib,” paparnya. (mil/sit)