Kota Malang

Permintaan Kue Kering dari Produksi Warga Binaan Lapas Perempuan IIA Malang Meningkat

Diterbitkan

-

Permintaan Kue Kering dari Produksi Warga Binaan Lapas Perempuan IIA Malang Meningkat

Memontum Kota Malang – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan IIA Malang, kini semakin disibukkan dengan produksi kue kering. Itu karena, permintaan kue kering menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H, semakin meningkat.

Plt Kepala Lapas Perempuan IIA Malang, Lilik Sulistyowati, mengatakan jika pesanan kue kering yang masuk saat ini sudah mencapai ratusan. Itu tentunya, dikerjakan oleh warga binaan yang mempunyai bakat dan kemampuan untuk membuat kue.

“Pesanan ini paling banyak dari pegawai saja sudah 100 paket, yang dari luar ada sekitar 30 paket. Itu dikerjakan oleh warga binaan sendiri, karena sebelumnya mereka telah diberikan pelatihan,” ujar Lilik, Jumat (07/04/2023) tadi.

Dikatakan Lilik, jika proses pembuatan kue kering sendiri sudah dilakukan sebelum puasa Ramadan. Untuk produk yang diberi nama D’Lapang itu, memiliki lima macam varian kue kering. Namun, hal tersebut juga tergantung dari permintaan pembeli.

Advertisement

“Jenisnya yang paling diminati itu ada nastar sama putri salju, itu yang best seller. Kalau keripik ada paprika. Itu kami terus produksi, tidak pernah berhenti meskipun nanti setelah lebaran. Tapi sebenarnya, tergantung pemesanan, karena made by order,” katanya.

Baca juga :

Kemudian, ditambahkan jika hasil dari penjualan kue kering tersebut nantinya akan diputar kembali untuk keperluan modal. Selain itu, juga akan disetorkan untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta sebagian lain disisihkan untuk apresiasi WBP dalam bentuk pemberian premi atau upah.

“Hasilnya nanti untuk modal lagi, sebagian disetorkan pada PNBP, kemudian sebagian untuk preminya warga binaan yang membuat. Nah kalau untuk memasak, di sini juga sudah disediakan dapur dengan fasilitas yang cukup lengkap, ada oven dan sebagainya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Lilik juga menyampaikan untuk proses pembuatan kue kering tersebut, dilakukan seusai warga binaan menjalankan kegiatan keagamaan di Bulan Suci Ramadan. Ke depannya, pembuatan kue kering akan terus dilakukan seiring dengan pesanan yang masih berdatangan.

Advertisement

“Waktu produksinya setelah pondok pesantren, itu mereka bikin kue sampai jam 3 sore. Ini kami terus produksi, tidak pernah berhenti meskipun nanti setelah lebaran. Karena InsyaAllah banyak yang masih pesan. Ini rutin buatnya, bahkan warga binaan yang mampu pun juga bisa membeli, meskipun tidak pakai uang cash,” ungkapnya.

Untuk harga per paket dari kue kering itu sendiri, mulai dari Rp 260 ribu yang berisikan dua toples kue kering, kemudian Rp 315 ribu untuk yang berisikan 3 toples kue kering.

Sebagai informasi, untuk saat ini jumlah warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang, sebanyak 461 orang. Dimana 425 diantaranya merupakan umat Muslim. Mereka rutin mengikuti kegiatan keagamaan selama Rulan Ramadan. Di antaranya mulai dari tadarus, ceramah keagamaan, hingga Salat Tarawih berjamaah. (rsy/gie)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas