Sidoarjo
Petani Bakung Pringgondani Keluhkan Limbah Tjiwi Kimia
Atas permasalahan yang dihadapi petani, keberadaan Bambang di lokasi, ingin memastikan realisasi janji kementrian pertanian beberapa waktu lalu melalui Dirjen untuk menyelesaikan saluran atau membuat saluran pertanian agar sawah tidak lagi tertutup oleh limbah dari PT Tjiwi Kimia. Atau bahkan mendorong agar limbah dapat diolah dan tidak lagi dibuang melalui saluran pertanian ini .
Saat melihat kondisi pompa air yang rusak, dia berjanjit untuk membantu biaya perbaikan. “Pompa air yang rusak itu akan saya perbaiki dengan debit air yang lebih besar dari anggaran saya sendiri, walaupun sebenarnya adalah tanggung jawab Tjiwi Kimia,” kata Bambang.
Selanjutnya Dinas Pertanian dan Perdagangan Provinsi juga didorong agar menekan perusahaan kertas itu untuk menambah 2 atau 3 unit pompa lagi agar proses netralisir limbah bisa sempurna.
Menanggapi keluhan petani, Sugianto, Humas PT Tjiwi Kimia menyatakan, tuduhan itu salah alamat. Menurutnya selama ini PT Tjiwi Kimia tidak membuang limbah seperti yang dituduhkan petani ketika menerima kunjungan Komisi VI DPR RI. “Air yang dimaksud petani mengandung limbah itu, sebenarnya adalah air sungai Brantas. Ceriteranya adalah, sebagai perwujudan CSR, PT Tjiwi Kimia ikut berpartisipasi mengairi 72 Ha lahan pertanian di 4 Desa belakang perusahaan,” katanya.
Karena aliran sungai Lengkong untuk mengairi 72 Ha sawah milik petani 4 desa itu tidak mencukupi, akhirnya pihak PT Tjiwi Kimia menyedot air sungai Brantas untuk dialirkan ke sungai Lengkong. “Tetapi dengan pengairan ini petani merasa debit airnya kurang, akhirnya lewat GIPPA mereka meminta pompa air kepada PT Tjiwi Kimia dan telah dianggarkan Rp 75 juta. Tetapi kalau sekarang rusak itu yang belum didengar pihak manajement,” tutupnya. (par/ono)