Kabupaten Malang

Petani Kopi Amadanom Dampit Kesulitan Beli Pupuk

Diterbitkan

-

Sarimin Kades Amadanom. (sur)

Memontum Malang – Desa Amadanom Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, yang kini dikenal sebagai hasil pertanian kopi, bahkan nama desa berpenduduk sekitar 7000 jiwa ini mulai meroket setelah lahirnya gagasan Ekowisata kopi. Sayangnya, petani kopi disana belakangan ini mengeluh karena sulitnya mendadapatkan pupuk.

Sarimin, Kepala Desa Amadanom menjelaskan, kondisi ini berdampak pada Ekowisata kopi, yang tujuan awalnya untuk konservasi, edukasi, dan peningkatan ekonomi masyarakat desa setempat.

 Kawasan Ekawisata Kopi Amadanom. (Sur)

Kawasan Ekawisata Kopi Amadanom. (Sur)

“Saat ini perkembangan Ekawisata itu tersendat-sendat, karena tidak ada dana untuk perawatan.Selain itu, karena sulitnya petani disini untuk mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintah, ” terang Sarimin Jumat (23/8/2019) kemarin.

Tambah Sarimin, toh saat ini pengadaan pupuk itu ada, tetapi itu diperlakukan hanya untuk kelompok tertentu saja atau mereka yang banyak duit.

“Kami berharap kepada pemerintah,harusnya pembagian pupuk itu dilakukan secara adil. Kalau tidak, dibuat sistem seperti petani tebu. Toh harganya mahal sebenarnya tak jadi masalah, kami siap ikuti aturan mainnya, ” ulasnya.

Advertisement

Karena sulitnya petani kopi mendapatkan pupuk, kualitas kopi Amadanom menjadi turun drastis.

“Seperti komunitas kopi Tani Harapan,yang sebelumnya bisa panen 4 ton, dengan kondisi seperti sekarang justru turut drastis menjadi 2 ton, ” pungkas Kades yang jabatannya masuk tiga periode ini dengan nada kecewa.

Sekilas tentang Desa Amadanom memiliki sejumlah potensi, seperti peternakan, perkebunan, industri rumahan, dan pertanian. Bertani merupakan mata pencaharian pokok masyarakat, adapun komoditas pertanian juga bermacam-macam, salah satunya adalah kopi. (sur/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas