SEKITAR KITA
Petani Sumberbrantas Batu Temukan Formula Atasi Mata Ayam Buah Apel
Memontum Kota Batu – Di tengah keputus-asaan petani apel Kota Batu, dengan merebaknya penyakit mata ayam pada buah tanaman, harapan baru pun muncul. Rudy Mardiyanto, petani asal Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, memiliki formula atau ‘obat’ khusus sebagai solusinya.
Petani yang dikenal cerdik dan suka berinovasi dengan melakukan penelitian, siapa sangka mampu mengendalikan hama tanaman tersebut. Ditemui di ladang apel miliknya, Rudy-sapaan akrabnya, menunjukan sejumlah apel yang sembuh dari wabah mata ayam. Bintik hitam yang menjadi tanda wabah mata ayam di buah, terlihat memudar. Bahkan, bercaknya pun juga tidak banyak.
Temuannya ini, tentu menjadi kabar baik bagi para petani. Rudy sendiri juga mengaku senang dengan temuannya tersebut. Dan berharap, temuannya bisa membantu para petani apel.
Di ladang miliknya, Rudy memulai aktivitas penelitiannya. Dari hasil penelitian, ternyata mata ayam cenderung menyerang apel jenis manalagi yang memiliki karakteristik buah yang lebih manis sedangkan pada apel jenis lainnya, tidak seberapa.
“Apel rasa manis cenderung dihinggapi mata ayam. Seperti, Apel Manalagi. Apel Anna juga ada, tapi tidak separah Apel Manalagi,” ujar Rudy kepada memontum.com.
Ladang apel miliknya yang seluas 1 Ha, sengaja dijadikan laboratorium penelitiannya. Dirinya meneliti, dengan biaya sendiri, tenaga dan pemikiran sendiri. Penelitian itu, dilakukannya mulai sejak delapan bulan yang lalu, dengan memadukan sejumlah pestisida dalam ‘ramuannya’.
Empat bulan berselang, kerja kerasnya membuahkan hasil. Tanaman apel miliknya, mulai terlihat baik dan mata ayam tidak berkembang setelah di semprot dengan formula ciptaannya. Rudy sendiri belum memberi nama atas hasil temuannya tersebut. Dirinya hanya menyebut temuannya itu sebagai obat atau fungisida.
“Akhirnya dari hasil observasi yang saya lakukan ini, menemukan jika mata ayam itu berasal dari jamur. Jamur itu penyebarannya berjalan selama empat hari. Mulai dari spora hingga spora lagi,” kata.
Buah yang mendapat semprotan fungisida ciptaan Rudy, akan berkembang tanpa bintik mata ayam yang lebih banyak. Bintik mata ayam hanya sampai pada permukaan kulit saja, tidak sampai masuk ke dalam daging buah.
Serangga seperti lalat buah juga memiliki peran menyebarkan mata ayam. Diterangkan Rudy, lalat melubangi buah apel. Namun uniknya, yang dihinggapi sebagian besar adalah Apel Manalagi.
Setelah dilubangi lalu datang hujan sehingga jamur masuk melalui lubang itu dan menyebar mulai ukuran 1 mili hingga beberapa sentimeter. Berdasarkan penelitiannya, wujud jamur mata ayam itu sendiri memiliki bentuk pipih seperti padi.
“Apel yang disemprot ini juga layak konsumsi karena ambang dosis yang kami gunakan sangat tepat. Bahan kimia itu jika terlalu banyak bahaya, sedangkan jika kurang tidak akan ada efeknya,” paparnya.
Rudy tidak ingin menyimpan rahasia atas kesuksesannya menemukan obat mata ayam pada apel. Dirinya pun sangat terbuka jika ada petani yang butuh berbagi ilmunya. Rudy menegaskan, penelitian yang dilakukannya karena idealisme sebab pertanian telah memberikan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Kota Batu, jauh sebelum menjadi kota dan berkembang pariwisatanya.
Karena menurutnya, pertanian dan pariwisata bisa saling menunjang sebab daya tarik wisata Kota Batu, masih bergantung pada alam hingga wisatawan banyak berkunjung.
“Ketika saya berhasil, maka harus saya tularkan ke teman-teman sehingga bisa mendapatkan kepuasan tersendiri dengan membantu orang-orang,” akunya.
Rudy masih terus mengembangkan temuannya tersebut. Dirinya juga tengah memproduksi temuannya secara masal, agar bisa digunakan oleh banyak petani, khususnya petani apel. Di samping itu, Rudy tengah mencari formula dalam bentuk organik. Dikatakannya, untuk menemukan formula organik perlu waktu yang cukup lama. (bir/sit)