Kabar Desa
Petani Tomat Kota Batu Kelimpungan, Tanaman Rusak dan Harga Pupuk Tinggi
Memontum Kota Batu – Petani tomat di Kota Batu, akhir-akhir ini banyak yang mengalami gagal panen setelah tanaman tomatnya banyak mengalami kerusakan. Selain karena kondisi cuaca, nyatanya masalah petani juga disebabkan karena mahalnya harga pupuk non subsidi.
Salah satu petani tomat di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Suroso, mengakui sepanjang musim yang tidak menentu ini tanaman tomat sayur di lahan seluas 2 ribu meter persegi miliknya banyak yang rusak. “Karena cuaca sekarang kadang panas dan kadang langsung hujan, jadi membuat tanaman tomat banyak yang rusak bintik-bintik hitam,” terangnya di lahan pertanian Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Minggu (18/06/2023) tadi.
Baca juga:
Rusaknya tanaman tomat tersebut, ujarnya, juga disebabkan karena harga pupuk. Sehingga, berdampak pada tanaman yang mudah diserang hama. Jadi, kian lengkap kondisi saat ini untuk petani tomat.
“Kalau dihitung betul-betul, kenaikan pupuk non subsidi sangat berpengaruh dengan rusaknya tanaman tomat. Intinya, ini sangat memberatkan petani seperti kami,” ujarnya.
Untuk harga pupuk non subsidi sendiri, tegasnya, sebelumnya Rp 10 ribu perkilogram. Namun, kini naik menjadi Rp 20 ribu perkilogramnya. Saat pandemi Covid-19, pupuk non subsidi harganya Rp 400 ribu per sak (50 kilogram). Tapi, sekarang sudah mencapai Rp 800 ribu per sak.
“Sebagai petani, saya berharap seperti harga pupuk juga terus dilakukan pengawasan. Karena, ini dampaknya langsung kepada petani,” ujarnya. (put/gie)