Surabaya
PKK dan OPD Kolaborasi Dukung Nawa Bhakti Satya
Memontum Surabaya–Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim siap berkolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jatim. Targetnya, mendukung dan mengimplementasikan program Nawa Bhakti Satya yang digagas Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Emil Elestianto Dardak. Ini disampaikan Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak saat membuka Workshop Peran Pemberdayaan Lansia, Penanganan dan Pencegahan Stunting serta Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Pancasila bagi TP PKK kabupaten/kota se Jatim, di Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Rabu (13/3/2019).
Arumi mengatakan, kolaborasi antara PKK bersama OPD akan dimulai dengan mengidentifikasi setiap permasalahan, tantangan yang terjadi di daerah. Maka, peran Badan Perwakilan Wilayah (Baperwil) akan dioptimalkan guna menjembatani permasalahan yang ada di kabupaten/kota.
“Kolaborasi dan kemitraan antara PKK dan OPD ini harus semakin diperkuat. PKK harus beriringan untuk menyukseskan program Nawa Bhakti Satya ibu Gubernur dan Bapak Wagub Jatim,” tegasnya.
Untuk itu, lanjut Arumi, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan turun ke lapangan, dimulai dari masing-masing Baperwil. Dirinya percaya, bahwa di lima Baperwil di Jatim memiliki posisi strategis dalam menjembatani setiap permasalahan yang ada di kabupaten/kota, karena di setiap daerah memiliki topografi dan letak geografisnya berbeda-beda.
“Nantinya, PKK akan turun ke lapangan khususnya di lima Baperwil yang ada di Jatim mulai dari Baperwil Bojonegoro, Madiun, Pamekasan, Malang dan Jember. Momen tersebut bisa berdiskusi secara intens dan mengeluarkan uneg-uneg secara intens terkait permasalahan yang ada di kabupaten/kota,” ujarnya.
Dihadapan seluruh kader PKK seluruh Jatim, istri Wagub Jatim itu mengatakan, bahwa melalui workshop yang membahas secara khusus tentang pemahaman Pancasila ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman seluruh Kader PKK. Terutama dalam mengaplikasikan program-program PKK.
Tak hanya itu, Arumi menilai, persoalan budaya gotong royong saat ini sudah mengalami pergeseran nilai. Untuk itu, perlu penggalian ulang tentang nilai luhur yang tergantung dalam budaya gotong royong. Maka, lewat gerakan PKK dapat berperan sebagai ujung tombak dalam menerapkan budaya gotong royong di Jatim.
Sementara terkait dengan persoalan stunting, Arumi meminta kepada kabupaten/kota dapat memahami dan mencegah stunting yang dimulai dari pendataan, penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga ada keterpaduan antara PKK dengan komponen pelayanan kesehatan.
“Stunting jika tidak segera dilakukan intervensi akan berdampak buruk bagi masa depan anak dan bangsa. Permasalahan ini menjadi tanggung jawab bersama yakni pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan PKK,” jelasnya.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Niniek Hadi Prasetyo mengatakan, workshop ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan Kader PKK sebagai penggerak/penyuluh dalam pembinaan ketahanan keluarga. Selain itu, bertujuan untuk meningkan pemahaman dan peran orang tua dalam mewujudkan generasi penerus yang berkualitas.
“Kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi dan kinerja kader dalam menunjang terwujudnya keluarga yang sejahtera,” tutup Niniek. (sur/ano/yan)