Kota Malang
Program Dokar Hantarkan Tiga Dosen Senior UB Malang Jadi Profesor Tamu di PT Malaysia
Memontum Kota Malang – Program ‘Dokar’ atau Dosen Berkarya dari Universitas Brawijaya (UB) Malang di tahun 2022, berhasil mengantarkan tiga dosen senior di Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, menjadi dosen dan profesor tamu di salah satu perguruan tinggi (PT) di Malaysia. Bahkan, selama beberapa hari, tiga dosen senior masing-masing Nurkholis, Yeney Widya Prihatiningtias dan Mirna Amirya, telah aktif menjadi dosen di Faculty of Accountancy, Universiti Teknologi MARA (UiTM).
Perlu diketahui, program ini dilaksanakan dalam rangka pemenuhan indikator kinerja utama terkait pengalaman atau riwayat kerja di luar kampus, terutama di luar negeri. Termasuk, peningkatan reputasi internasional dari UB Malang, secara umum dan Departemen Akuntansi secara khusus. Selain itu, melalui kegiatan program ‘Dokar’ ini, dapat digagas berbagai macam kerja sama dengan perguruan tinggi asing, khususnya yang telah memiliki reputasi di perankingan QS.
Perkuliahan sendiri, dilaksanakan di kelas kecil untuk mata kuliah Public Sector Accounting, yang diambil oleh mahasiswa semester akhir, dengan jumlah mahasiswa di setiap kelasnya sekitar 30 orang. Di hari terakhir mengajar, juga diadakan Guest Lecture dengan jumlah mahasiswa yang hadir sekitar 100 orang dan acara dilaksanakan di aula kampus.
“Pihak UiTM menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan institusi, karena juga akan masuk sebagai KPI (Key Performance Indicator) mereka, karena telah menyelenggarakan kuliah bersama dosen tamu dari luar negeri. Yang tentunya, kampus UiTM tidak perlu mengeluarkan biaya honorarium dosen, karena telah ditanggung oleh Universitas Brawijaya Malang,” jelas Dosen Senior UB Malang, Nurkholis, Jumat (06/01/2023) tadi.
Selain itu, tambahnya, di waktu yang sama, mahasiswa juga mendapatkan pengetahuan baru terkait implementasi akuntansi pemerintahan di Indonesia. Dimana, selama ini belum mereka peroleh dari perkuliahan biasa.
Baca juga :
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Di sela-sela mengajar, tim ini juga mengadakan road show ke beberapa universitas partner lainnya. Seperti, Universiti Malaya dan Universiti Kebangsaan Malaysia, yang juga berlokasi di wilayah sekitar Kuala Lumpur.
“Kami juga melakukan kunjungan kerja sama penelitian dengan Accounting Research Institute (ARI) UiTM untuk mendapatkan peluang publikasi di berbagai jurnal internasional bereputasi, yaitu Scopus mulai dari Q1 sampai dengan Q4”, imbuhnya.
Dari berbagai kunjungan tersebut, telah disepakati beragam kemungkinan kerja sama antar institusi seperti pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk inbound dan outbond. Rencana pelaksanaan International Doctoral Colloquium, untuk diseminasi riset para mahasiswa doktor di tiap universitas secara bergilir. Kolaborasi pengajaran, pembimbingan dan juga pengujian mahasiswa di level sarjana, master maupun doktor, serta tentunya kerja sama penelitian dan publikasi, juga pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan yang akan dibicarakan kemudian.
Program Dokar 2022, ini telah berhasil membawa nama baik UB Malang di kancah internasional dan juga akan menambah kegiatan-kegiatan dengan playing field internasional, yang diharapkan dapat dieksekusi di tahun 2023 mendatang.
“Dengan keberhasilan program Dokar tahun ini, diharapkan tahun mendatang akan diadakan kembali program yang sama untuk semakin melambungkan nama UB Malang secara internasional dan juga tentunya melejitkan angka IKU. Selain itu, tentunya akan lebih banyak lagi manfaat akademik yang dapat dirasakan baik oleh mahasiswa dan dosen. Baik secara akademik maupun non akademik,” terangnya. (hms/ub/sit)