Lumajang

Proyek Jargas Lumajang Terancam Mangkrak, Puluhan Pekerja dan Sopir Tak Digaji dari Proyek Senilai Pagu Rp 52 Miliar

Diterbitkan

-

Proyek Jargas Lumajang Terancam Mangkrak, Puluhan Pekerja dan Sopir Tak Digaji dari Proyek Senilai Pagu Rp 52 Miliar

Memontum Lumajang – Proyek jaringan gas (Jargas) bumi di wilayah Kecamatan Lumajang, terus menuai keluhan. Setelah sebelumnya banyak dikeluhkan oleh masyarakat, kini giliran para pekerja proyek senilai Pagu Rp 52 miliar tersebut, yang mengeluhkan mengenai tanggung jawab pelaksanaan proyek terhadap pekerja.

Dimana, ada sekitar 50 pekerja yang terdiri dari warga Brebes-Jawa Tengah dan Lumajang, yang mengaku tidak kunjung mendapat gaji pekerjaan selama tiga bulan. Seperti salah satunya, yang disampaikan pekerja Jargas, Taopik, warga Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Diceritakannya, bahwa dirinya sudah dua bulan ini memilih tidak pulang ke kampungnya di Brebes, atau bertahan di Lumajang, karena menunggu pencairan dari pekerjaannya. Sementara teman-temannya yang bernasib sama, lebih memilih pulang ke Brebes, meski dengan tangan hampa.

“Teman-teman saya sudah pulang kampung ke Brebes. Saya di sini, karena menunggu gaji kita dibayar. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasan,” terangnya saat ditemui Memontum.com, Senin (02/01/2023) tadi.

Advertisement

Dari pengakuan Opik-sapaannya, gaji yang belum dibayar kepada para pekerja, ada sekitar Rp 151 juta. Karenanya, dirinya pun berharap agar gaji tersebut, bisa segera dicairkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga masing-masing pekerja.

“Saya berharap, mudah-mudahan bisa segala dibayar, mas. Karena ini untuk menafkahi keluarga kami di kampung,” ujarnya.

Baca juga :

Senada dengan Opik, seorang pekerja lain yang bertugas sebagai sopir, Ririd warga Desa Mlawang, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, mengaku kalau gajinya selama sebulan, belum juga dibayar. Meski pun, dirinya juga mewanti-wanti bakal bernasib sama seperti pekerja lapangan.

“Kalau saya sopir, mas. Sudah sebulan ini belum dibayar,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, selaku pihak dari PT Petronesia Benimel, Rhicard dan selaku pelaksana, Rahmat serta Humas, Fauzan, dari proyek Jargas Lumajang, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp, belum memberikan keterangan. Construction Area Superintendent Jargas Kabupaten Lumajang, Indra, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan jika pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak pelaksana.

“Saya akan koordinasi dengan pelaksana dahulu. Biar dari pelaksana koordinasi ke para mandor-mandor terkait hal ini. Sudah saya telpon project managernya,” kata Indra.

Perlu diketahui, proyek jaringan gas bumi di Kabupaten Lumajang, memiliki nilai pagu senilai Rp 52 miliar, yang bersumber dari APBN 2022. Faktanya, hingga saat ini proyek tersebut belum terselesaikan dan kerap menuai keluhan. Sementara sasaran dari proyek Jargas, untuk 4020 penerima manfaat yang ada di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang.

Dari data LPSE, diketahui bahwa satuan kerja proyek ini dari Dirjen Minyak dan Gas Bumi. Pemenang tender proyek ini, tertulis PT Petronesia Benimel Jalan Pasar Minggu Raya KM 17,5 No 17 RT001 RW001 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan (Kota) DKI Jakarta. Sementara penandatangan kontrak, berlangsung sejak 14 April hingga 21 Mei 2022. (adi/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas