Kota Malang

Ratusan Umat Hindu Malang Raya Lakukan Upacara Ngembak Geni di Candi Badut

Diterbitkan

-

Ratusan Umat Hindu Malang Raya Lakukan Upacara Ngembak Geni di Candi Badut
UPACARA: Umat Hindu Malang Raya saat melakukan prosesi Upacara Ngembak Geni di Candi Badut, Kelurahan Karangbesuki-Sukun, Kota Malang. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Warga Umat Hindu Malang Raya, usai melakukan perayaan Hari Raya Nyepi, pada Rabu (22/03/2023) kemarin, kini berlanjut dengan menggelar upacara Ngembak Geni di area Candi Badut, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Kamis (23/03/2023) siang.

Dalam upacara tersebut, turut hadir Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda dan ratusan para umat Hindu Malang Raya.

Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, mengatakan bahwa Upacara Ngembak Geni dilakukan sebagai wujud syukur, karena sudah melalui Hari Raya Nyepi dengan Catur Bhrata penyepian. “Kami berkumpul melakukan Upacara Ngembak Geni ini untuk mengucapkan puji syukur kehadirat Sang Hyang Widi Wase, Tuhan Yang Maha Esa. Setelah itu, kita akan melakukan silaturahmi, maaf-maafan di antara sesama Umat Hindu,” ucap Made.

Kemudian, pihaknya berharap saat memasuki tahun Baru Saka 1945 ini, khususnya umat Hindu yang ada di Kota Malang, Malang Raya, maupun Indonesia, jauh akan lebih baik dari pada sebelumnya. Terlebih, menurutnya dalam menyambut pesta demokrasi.

Advertisement

“Semoga ke depan akan jauh lebih baik, apalagi sebentar lagi kita akan masuk dalam pesta demokrasi. Semua akan berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah dicanangkan dan kita bisa melalui itu semua dengan kebersamaan. Marilah semua bergandeng tangan dan saling silih mewangi, saling merangkul semua untuk menguatkan kita di hajat besar kita kedepan,” katanya.

Baca juga :

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda, mengatakan jika makna dari nyepi sendiri yaitu kontemplasi (renungan). Dimana, dalam kondisi keheningan, digunakan untuk mengintropeksi perjalanan seorang diri.

“Sehingga ini akan menjadi renungan untuk melihat baik secara individu, hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan manusia. Itu disebut hening di dalam filsafat tri hita karana. Kita melihat tiga hubungan itu,” tutur Putu.

Sehingga menurutnya, pesan yang diambil melalui prosesi renungan tersebut yakni harus mencintai perbedaan, harus bersatu dalam perbedaan. Karena, dengan adanya rasa cinta itu menimbulkan kontrol satu sama lain.

Advertisement

“Tuhan sudah memberikan ke kita, seperti seorang laki-laki yang mencintai perempuan. Tidak mungkin laki-laki itu mencintai laki-laki, karena akan menimbulkan ketidakseimbangan alam. Kemudian, yang lebih beruntung mencintai yang kurang beruntung, yang punya jabatan harus mencintai yang tidak punya jabatan dan sebaliknya. Jadi kita mencintai perbedaan dengan rasa cinta,” imbuhnya.

Dalam upacara Ngembak Geni tersebut, para umat Hindu melakukan ritual doa dengan khusyu. Usai melakukan doa bersama, mereka juga melakukan salam-salaman antar umat, untuk saling mengucap permohonan maaf.

Sebagai informasi, dalam kegiatan tersebut juga telah diberikan penghargaan pada 10 perwakilan Ogoh-Ogoh, yang telah tampil pada Upacara Tawur Agung Kesanga, pada Selasa (21/03/2023) lalu. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas