Sidoarjo
Ribuan Warga Rebutan Tumpeng Raksasa Rogodi Setinggi 5 Meter
Memontum Sidoarjo—- Ribuan warga Desa Mulyodadi, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo menggelar pesta rakyat rebutan tumpeng raksasa 5 meter berisu roti goreng. Tumpeng ini disebut warga Roti Goreng Mulyodadi (Rogodi).
Selain itu, juga rebutan tumpeng raksasa kedua setingga 4 meter yang merupakan hasil bumi warga setempat berupa sayuran dan makanan polo pendem. Disamping itu, juga disediakan 14 tumpeng besar berisi makanan dan nasi kuning yang dilengkapi ayam panggang beseta kelengkapan lainnya.
“Inilah ruah Desa Mulyodadi. Acara ini diadakan setiap tahun. Kebetulan saat ini ada rebutan 2 tumpeng besar yakni satu tumpeng hasil bumi dan satu tumpeng lainnya produk Rogodi setinggi 5 meter. Yang seluruh warga dari 4 dusun yang ada di desa kami dengan jumlah penduduk 2.100 orang,” terang Kades Mulyodadi, Slamet Priyanto kepada Memo X (Grup Memontum.com), Sabtu (21/4/2018).
Menurut Slamet meski belum banyak produsen Rogodi di kampungnya, akan tetapi jumlahnya sudah mencapai belasan rumah tangga. Namun demikian, hasil produksi khas desa ini tidak gampang ditiru lantaran yang belajar pun belum tentu bisa memproduksinya.
“Jumlah produsen Rogodi masih belasan warga. Karena yang belajar pun kalau tidak serius belum tentu bisa berproduksi sendiri,” imbuhnya.
Sedangkan ditanya soal sejarah desa, Slamet mengungkapkan jika pada jamab dahulu banyak warga yang mengungsi dari kampung itu tanpa alasan yang jelas. Kemudian karena kampung kosong sejumlah sesepuh desa membabat alas kembali hingga kemudian mengajak warganya kembali ke kampung halamannya dengan panggilan Muliyo Omahmu Wes Dadi (pulanglah rumahmu sudah jadi) yang disingkat Mulyodadi itu.
“Hingga sekarang warga hidup dengan hasil pertanian ini,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dispora Pemkab Sidoarjo, Joko Supriyadi pihaknya bakal melestarikan ruah desa yang memiliki atraksi pesta adat dan destinasi wisata khusus. Hal itu merupakan hasil kreasi dan swadaya masyarakat. Termasuk membuat tumpeng raksasa Rogodi yang asli produksi warga Mulyodadi.
“Tujuan akhirnya meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa. Jadi budaya terakomodir dan ekonomi warga terangkat,” katanya.
Namun sayangnya saat ditanya ada berapa desa yang masih menjaga tradisi asli desanya, Joko belum bisa memiliki datanya. Hanya saja dari 353 desa dan kelurahan 80 persen masih melestarikan budaya asli desanya.
“Tapi yang punya atraksi dan destinasi wisata seperti Mulyodadi belum banyak. Budaya kekhususan yang hampir sama mungkin Desa Sedenganmijen, Krian yang bakal membuat tumpeng tempe 12 meter,” pungkasnya. (wan/yan)