Kota Malang
Rubah Kawasan Kayutangan Heritage Jadi Wisata Bernilai Tinggi dan Ikon Kota Malang, Sutiaji-Edi Berhasil Raih PPD
Memontum Kota Malang – Menjadi salah satu kawasan yang dahulunya sebagai kampung kumuh, kini Kampung Wisata Kayutangan Heritage di Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Klojen, Kota Malang, telah ‘disulap’ menjadi salah satu tempat wisata ikonik di Kota Malang, yang mampu menarik perhatian banyak pengunjung.
Kebijakan dan konsistensi dalam pembenahan dan penataan kawasan tersebut, tidak lepas dari peran serta masyarakat, stakeholder hingga jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Malang. Dan sudah pasti, pemangku kebijakan Kota Malang dalam hal ini Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.
Dengan beragam inovasi yang dihadirkan, tentu telah memberikan kebermanfaatan bagi siapa saja. Sehingga, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Penataan Kampung Kayutangan Heritage yang telah dimulai sejak tahun 2018 itu, kini terus bertumbuh dengan sangat baik. Bahkan atas penataan tersebut, menghantarkan Pemerintah Kota Malang mendapatkan suatu penghargaan Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2023, sebagai Terbaik II atau peringkat Ke-2 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim).
“Tentunya semua sangat bersyukur mendapatkan penghargaan tersebut. Karena sejak menjadi kawasan heritage, Kayutangan telah menjadi wisata favorit yang menarik perhatian wisatawan. Tentu dengan pembangunan tersebut, nantinya diharapkan dapat mendongkrak pariwisata di Kota Malang. Arah pembangunan ini sudah tepat dan buktinya bisa dilihat sendiri, Kayutangan Heritage juga telah masuk sebagai Juara V Anugerah Daerah Wisata Indonesia (ADWI) 2023,” kata Wali Kota Sutiaji.
Tidak hanya itu, menurutnya konsep penataan Kayutangan juga sejalan dengan tujuan yang dimaksud di dalam PPD. Karena yang pasti, juga telah berhasil memberikan banyak dampak positif yang memberikan stimulus bagi wilayah dan kawasan sekitar. Mulai dari konsep, tahapan dan penyusunan RKPD hingga inovasi kawasan Kayutangan secara detail, terutama terkait output dan outcome, yang dihasilkan dari perubahan kawasan Kayutangan menjadi kawasan heritage.
“Dengan perubahan kawasan ini, tentu insyaallah akan memberikan banyak dampak positif. Baik secara sosial, ekonomi hingga semua terukur dan positif bagi wilayah tersebut. Sehingga, mampu memenuhi kualifikasi penilaian,” ungkapnya.
Baca Juga :
Lebih lanjut Wali Kota Sutiaji menyebut, jika penataan kawasan Kayutangan dan sekitarnya akan terus dilakukan. Salah satunya, dengan menerapkan konsep inklusif dan berkelanjutan. Yaitu mulai dari Kawasan Balai Kota Malang, Alun-Alun Merdeka Kota Malang dan Kampung Wisata Kayutangan Heritage.
“Jadi, diharapkan nantinya wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang, itu akan mengeksplor seluruh wilayah di Kota Malang,” tambah Wali Kota Sutiaji.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, Dwi Rahayu, menyampaikan bahwa raihan penghargaan PPD tersebut tidak lepas dari kebijakan dan inovasi mengenai Kawasan Kayutangan Heritage. Sebab, Kayutangan merupakan bagian kawasan yang strategis dalam sosial dan budaya.
“Sebagaimana tertuang di dalam Perda No 5 tahun 2010, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025. Kemudian, masuk juga dalam indikasi program wisata budaya, juga ada program Kotaku (penanganan kawasan kumuh pusat kota). Jadi, Kayutangan itu konsep sebuah inisiatif yang multi dimensi,” ujar Dwi, dalam sambungan seluler kepada Memontim.com, Rabu (13/09/2023) tadi.
Kemudian, ditambahkannya, jika Malang City Heritage juga menjadi program prioritas Wali Kota dalam RPJMD Kota Malang. Sehingga, mulai penegakan regulasi cagar budaya, pengembangan destinasi dan paket wisata, pemberdayaan masyarakat, penguatan peran stakeholder dan penguatan edukasi.
“Di dalam Perda No 1 tahun 2019, sebagaimana sudah diubah menjadi Perda No 5 tahun 2021 mengenai RPJMD Kota Malang Tahun 2018-2023, bahwa aksi pengembangan kawasan mulai tahun 2020-2023 dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan untuk tuntas. Sehingga, menjadi komitmen Kota Malang dan peran hexa helix diperkuat. Pak Wali Kota selalu bilang bahwa kita bukan hanya pentahelix, namun juga hexa helix. Entah dari akademisi, masyarakat, media, perbankan, pengusaha dan sebagainya,” ucapnya.
Dalam pembangunan zona penataan di kawasan tersebut, paparnya, terbagi menjadi tiga zona. Yakni zona satu, yang berada di depan Gedung PLN Kota Malang, zona dua di Gedung Menara Kembar, Rajabali dan zona tiga di wilayah patung Chairil Anwar, Kota Malang.
“Untuk zona satu dan dua, kita memakai dana APBN. Kemudian zona tiga memakai dana APBD. Dalam pembangunan tiga zona, itu juga tidak hanya di koridor tetapi juga di dalam kampungnya. Mungkin bisa dilihat sebelum dan sesudahnya, mulai dari penataan fisik di pedestriannya dahulu seperti apa dan sekarang juga seperti apa. Kemudian penataan jalur sirkulasi kampung yang dahulu kumuh, sekarang sudah bagus. Mulai pinggir sungai, jalan kampung tertata, rapi dan bagus,” tuturnya.
Sehingga, menurutnya dalam hal ini Kampung Kayutangan Heritage telah terjadi transformasi dari kampung menuju destinasi wisata heritage dan kekinian. Sehingga, kunjungan wisata terus meningkat dan berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.
“Kalau kita lihat fisik kawasannya koridor dan kampung itu sudah bagus. Jumlah event meningkat, UMKM makin banyak, wisatawan banyak, peningkatan nilai investasi, peningkatan nilai kawasan, kenaikan NJOP cukup signifikan, expos kawasan juga meningkat dan tentunya terjadi penurunan kemiskinan perkotaan, peningkatan PAD sektor hotel, resto, hiburan serta turut andil dalam penurunan pengangguran terbuka, walaupun belum signifikan tapi punya andil,” jelasnya.
Diakhir, Dwi menambahkan jika keberlanjutan dari Kayutangan Heritage tersebut, nantinya diharapkan bisa berlanjut sampai pada Koridor Stasiun Kota Malang, Balai Kota Malang, Jalan Kahuripan, Jalan Majapahit, Jalan Zainul Arifin (Pecinan) dan Jalan Kauman. (hms/rsy/sit)