Kota Malang

Bawa Perubahan Signifikan Pada Sektor Wisata, Pakar Politik UMM Apresiasi Kinerja Wali Kota Sutiaji dan Wawali Edi

Diterbitkan

-

KAYUTANGAN: Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, saat menerima kunjungan Menparekraf, Sandiaga Uno. (ist)

Memontum Kota Malang – Lima tahun masa kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, yakni dari tahun 2018-2023, mendapat apresiasi dari salah satu pakar politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zen Amirudin. Itu karena, banyak perubahan signifikan yang telah terjadi di Kota Malang.

Pria yang kerap disapa Zen, itu menyampaikan jika salah satu perubahan signifikan yaitu tumbuh kembangnya sektor wisata di Kota Malang. Terlebih, dengan kehadiran Kawasan Kayutangan Heritage, yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

“Kebijakan Pak Wali yang bisa dirasakan, yaitu memprioritaskan beberapa daerah wisata, yang dahulu tidak menjadi prioritas tapi sekarang begitu berkembang. Seperti di Kayutangan Heritage, yang notabene mencoba untuk seperti halnya di kota lain. Tapi sekali lagi, itu harus kita apresiasi secara positif sebagai wujud pengembangan sektor wisata,” kata Zen, Jumat (22/09/2023) tadi.

Bahkan menurutnya, saat ini sudah banyak orang atau wisatawan yang melirik kawasan tersebut. Apalagi dengan kawasan Kayutangan Heritage, yang telah memiliki sejarah panjang. Sehingga, menjadi keunikan tersendiri bagi para wisatawan di Kota Malang.

Advertisement

“Kalau kita bisa menyebut, kita latah dengan model Jogja. Tetapi di sana, kan dengan kesejarahan ada blok daerah Malioboro, itu dengan sejarah panjang. Kalau mau, di Kayutangan dengan segala sejarahnya harus mau merepresentasikan nilai historis. Sehingga, orang datang tidak hanya duduk kemudian nongki-nongki. Tapi di situ akan membangun sebuah memori tentang satu sejarah Kota Malang dan Kayutangan,” tuturnya.

Baca Juga :

Lebih lanjut, Zen juga berpendapat bahwa Kayutangan Heritage dengan segala ikonnya, seperti PLN Kayutangan, itu seharusnya tidak boleh ditinggalkan dan tidak boleh dimusnahkan. Hal itu, akan bisa menghilangkan substansi dari Kawasan Kayutangan Heritage.

“Nah bagi yang datang, mereka atau wisatawan akan tahu, ternyata Kayutangan Heritage memiliki sekian panjang sejarah yang kemudian dinarasikan menjadi sebuah wisata yang namanya Kayutangan. Seperti Bioskop, itu juga bisa menjadi bagian. Sehingga, jangan sampai ada hal yang sifatnya baru, apalagi terkesan dipaksakan. Sehingga, Kayutangan itu harus satu gagasan besar, tentang sejarah yang meaningfull,” ucapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia UMM, juga berpesan jika ke depan jangan sampai Kawasan Kayutangan Heritage menghilangkan local wisdom (kearifan lokal). Justru hal tersebut, yang harus terus digaungkan di Kayutangan Heritage.

Advertisement

“Kalau dahulu, Kayutangan Heritage dengan becaknya. Ya seperti itu, kalau bisa tetap harus ada. Termasuk juga lingkungan sekitar. Menurut saya kampung sekitar jangan mudah untuk mengklaim ini kampung apa, sehingga orang keluar masuk harus dikenakan retribusi. Jadi, semua harus tetap dalam satu konsep besar pengembangan Kayutangan,” imbuh Zen. (hms/rsy/sit)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas