Kota Batu
Sektor Wisata dan Penginapan Batu Alami Penurunan Selama Nataru 2020
Memontum Kota Batu – Pemberlakuan menunjukkan surat keterangan negatif uji Swab berbasis PCR atau hasil negatif uji rapid test antigen atau antibody untuk wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, berdampak cukup lumayan pada sektor wisata di Kota Apel. Seperti villa, hotel, ataupun homestay, mengaku mengalami kemerosotan kunjungan atau pendapatan selama perayaan Natal dan tahun baru (Nataru) 2020.
Seperti salah satunya, yang disampaikan Pengelola tempat wisata Omah Kayu, Untung Gunardi. Dirinya mengaku, ada penurunan kunjungan wisatawan yang sangat drastis di tahun ini.
“Sebelum ada pandemi, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 70 persen. Namun kini, hanya 30 persen saja. Kalau tahun lalu, kunjungan mulai banyak di tanggal 24 Desember sampai 3 Januari,” ujarnya.
Destinasi dengan tempat penginapan yang menawarkan keindahan panorama alam ini, seperti saat libur Natal tahun 2019, jumlah kunjungan hanya 100 orang. Namun, di tahun 2020 ini, tingkat kunjungan di hari biasa pada masa pandemi ini hanya berkisar 18 orang pengunjung. Rata-rata, mereka berkunjung untuk melihat panorama alam, bukan sebagai tamu yang akan menginap di Omah Kayu.
“Kalau dikatakan rugi, ya rugi. Sementara kalau kita beli karcis satu bundel itu Rp 400 rb, itu belum pajaknya. Nah kalau pengunjung menurun terus, ya rugi,” imbuhnya.
Penurunan juga dirasakan dengan bisnis penginapan Omah Kayu pada libur akhir tahun, di masa pandemi Covid-19. Berkaca pada tahun lalu, pesanan sudah datang sejak awal Desember. Namun, pada tahun ini, hingga penghujung Desember 2020, belum satu pun menerima pemesanan.
Hal serupa, juga dirasakan di wisata Taman Dolan. GM Taman Dolan, Jessy Arini, mengatakan bahwa sebelum pandemi, omset yang didapat kisaran 80-90 persen. Untuk saat ini menurun 60 persen.
“Dulu, sebelum pandemi pendapatan kami bisa mencapai Rp 27 juta. Saat ini, penghasilan menurun di kisaran angka Rp 12 juta,” ujarnya.
Ketua Paguyuban Villa Songgoriti, Indra Tri Ariyono, pun menyebut bahwa libur Natal dan Tahun baru, tidak seperti di tahun 2019. Tahun lalu, tingkat kunjungan atau hunian villa bisa mencapai angka 98 persen. Tetapi pada tahun ini, hanya sekitar 40 persen.
“Seperti libur Natal, okupansi merosot dari perkiraan. Kami kira tamu akan melonjak. Tapi malah sebaliknya, villa dan home stay banyak yang cancel dengan tingkat keterisian kamar mencapai sekitar 40 persen,” kata Indra.
Dirinya berpendapat, blow media massa sangat mempengaruhi persepsi publik untuk berkunjung ke Kota Batu. Sehingga, wisatawan lebih memilih membatalkan agenda liburannya yang membawa dampak pada tingkat okupansi.
“Cancel hampir 50 persen. Ini karena blow up media tentang SE (surat edaran). Dengan begitu, wisatawan kemungkinan menunda liburannya,” ujarnya.
Meski demikian, dirinya tetap menghimbau dan meminta kepada pengelola akomodasi villa dan home stay, untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, wisatawan bisa benar-benar aman dan nyaman saat berlibur ke Kota Batu.
Laki-laki yang juga ketua Batu Home Stay Association (BAHAS) Kota Batu ini menyampaikan, untuk jumlah villa dan home stay di Kota Batu, mencapai 920 tempat. “Jumlah villanya lebih sedikit, sekitar 325 villa,” katanya. (cw2/sit)