Kota Malang
Sering Berhalusinasi, Satpam Gantung Diri
Memontum Kota Malang — Factur Rochman alias Untung (34), warga Jl Gadang Gang IV, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Rabu (14/2/2018) seklitar pukul 13.00, ditemukan tewas gantung diri di dalam kamarnya. Kejadian itu pertama kali diketahui oleh Erni (60), neneknya yang curiga karena hingga siang Untung tidak keluar dari kamar.
Saat pintu kamar dibuka oleh warga sekitar, kondisi Untung sudah mengantung dengan menggunakan tali tampar warna biru yang diikatkan di kayu blandar rumah. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsekta Sukun hingga petugas segera tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP dan membawa jenazah korban ke kamar mayat RSSA Malang.
Informasi Memo X (Grup Memontum.com) menyebutkan bahwa Untung sehari-harinya bekerja sebagai satpam di sebuah perumahan di kawasan Jl Papandayan, kecamatan Klojen, Kota Malang. Dia adalah bapak 1 anak yang sudah bertahun-tahun lalu cerai dengan istrinya. Sedangkan di Gadang Gang IV, dia hanya tinggal berdua dengan neneknya dikarenakan si anak ikut ibunya yang informasinya sudah menikah lagi di kawasan Magetan.
Pada Rabu sekitar pukul 12.30, saat sedang istrirahat jualan sayur di rumah, Erni memanggil Untung dari luar kamar. Namun saat itu Untung tidak ada respon. Hal itu tidak seperti biasanya, sebab jika dipanggil oleh neneknya, Untung selalu bangun dan keluar kamar.
Karena curiga cucunya tidak juga keluar kamar, Erni meminta tolong Guntur (26) , untuk melakukan pengecekan. “Saat saya hendak mengambil alat untuk membuka pintu, ternyata sudah banyak warga yang berdatangan untuk ikut membuka pintu kamar. Saat pintu dibuka, kami melihat Untung sudah dalam kondisi gantung diri,” ujar Guntur.
Petugas Polsekta Sukun yang tiba di lokasi segera melakukan penyelidikan. Begitu juga dengan tim Identifikasi Polres Malang Kota. “Setahu saya Untung jarang keluar rumah. Jadi kami tidak tahu kenapa sampai dia nekat gantung diri. Setahu saya dia sudah lama bercerai dengan isttrinya. Sedangkan anaknya ikut dengan ibunya,” ujar Guntur.
Sementara itu, Edi (32), teman korban menyebutkan bahwa dia dan Untung sama-sama bekerja di perumahan Jl Papandayan. “Saya seorang sopir sedangkan Untung penjaga malam. Dia bekerja sejak 4 tahun ini. Kebetulan semalam dia sedang off jadi tidak bekerja,” ujar Edi.
Edi mengetahui bahwa Untung sering berhalusinasi terkait masalah magic. Bahkan Untung sempat beberapa kali mengutarakan niatnya untuk bunuh diri. “Dia sering berhalusinasi mengatakan kalau seperti ada orang yang terus mengikuti. Bahkan dia juga pernah mengutarakan niatnya untuk bunuh diri, namun selalu kami cegah dan pembicaraanya kami alihkan ke masalah lainnya,” ujar edi.
Bahkan Untung sudah berhalusinasi sejak lama dan hal itu mengakibatkan rumah tangganya goyah hingga terjadi perceraian. “Dia sering cerita masalah anaknya yang kini bersama mantan istrinya. Dia juga bercerita kalau istrinya sudah menikah lagi dan tinggal di Magetan,” ujar Edi.
Edi sendiri tidak menyangka kalau Untung bakal gantung diri, sebab pada Selasa sore, masih sempat mengirim pesan WhatsAPP kepadanya untuk dicarikan kyai. “ osi njaok tlong golekno kyai ndek Nggone umak. Awakku koyok gak karu-karuan Jhon,” pesan WhatsApp Untung kepada Edi. Namun Selasa sore Edi sedang ada keperluan karena sedang menjaga ibunya di rumah hingga belum bisa membantu Untung mencarikan kyai.
Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri SIK MH melalui Kapolsekta Sukun Kompol Anang Tri Hananta SH mengatakan bahwa dugaan sementara korban tewas murni gantung diri. “Informasi yang kami dapat dia sudah bercerai dengan istrinya sejak 5 tahun lalu. Dia mencari-cari keberadaan mantan istri dan anaknya namun tidak ketemu,” ujar Kompol Anang. (gie/yan)