Kota Malang

Seruan Pergantian Dirut Tugu Tirta Terus Mengalir, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Malang Minta Pemkot Responsif

Diterbitkan

-

Seruan Pergantian Dirut Tugu Tirta Terus Mengalir, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Malang Minta Pemkot Responsif

Memontum Kota Malang – Seruan pergantian Direktur Utama (Dirut) Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Muhlas, terus mengalir dari sejumlah pelanggan air. Kali ini, giliran pelanggan di wilayah Perum Griya Harmoni, Kelurahan Burung, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, yakni Arif Junaedi, yang memberikan dukungan penuh pergantian Dirut.

Alasannya, tersendatnya layanan air dari Perumda Tugu Tirta, bukan hanya sekali atau dua kali. Namun, sudah berlangsung selama sekitar dua tahun terakhir.

“Parah (layanan air, red), mas. Kejadian ini sudah dua tahun ini saya alami. Kalau tidak sering mati, ya nyala (air)nya kecil,” ujar Arif kepada Memontum.com, Jumat (16/09/2022) tadi.

Jika ini terkait masalah tehnis, tambah Arif, tentunya sebagai konsumen dirinya memahami. Tetapi, kalau kendala masalah air ini sampai rutin, apa bisa ditolerir. “Kalau itu masalah tehnis, harusnya hanya sesekali. Tapi kalau rutin, apa itu tehnis,” paparnya.

Advertisement

Apalagi, ujarnya, seperti distribusi atau tekanan air di tempatnya, itu juga sulit bisa sampai ke bak kamar mandi. Akibatnya, karena tekanan airnya kecil, dirinya pun harus ambil di kran dan baru dimasukan ke bak kamar mandi.

“Itu saja, kadang alasannya siang hari lancar. Padahal, saya pagi kerja. Sehingga, otomatis siang masih di tempat kerja. Sementara, kita butuhnya air. Setidaknya, pagi untuk kebutuhan mandi,” lanjutnya.

Karenanya, ujar Arif, kalaupun sekarang muncul desakan mundur atau copot Dirut, dirinya sangat setuju. Karena secara pribadi, sebagai konsumen dirinya sangat kecewa dengan layanan yang diberikan. Begitu juga sebaliknya, agar eksutif dan legislatif, pun merespon mengenai keluhan ini.

“Setidaknya, Perumda ditegur, dipanggil dan direspon. Karena, tidak mungkin juga Dirutnya mundur. Jadi, minimal Perumda dirombak. Minimal lagi, dari kepalanya dahulu diganti. Karena ini sudah terlalu lama dan tidak ada respon,” ungkap Arif.

Advertisement

Baca juga :

Seruan tidak jauh berbeda, pun disampaikan pelanggan di Perum Puri Cempaka-Kedungkandang, Kota Malang, yakni Abdul Muntholib. Kepada Memontum.com, dirinya mengatakan bahwa layanan air dari Perumda, memang tidak maksimal. Kondisi ini, sudah berlangsung cukup lama.

“Hampir seminggu ini, malah lebih terasa. Setelah Salat Subuh, itu mati kletes (total). Lalu nanti sekitar 09.00 hingga 10.00, nyala airnya kecil. Nanti saat Magrib (waktu, red), itu juga kecil. Jadi, wajar saja kalau pelanggan mendesak seperti itu,” paparnya.

Sementara itu, terkait dengan seruan pergantian Dirut, juga mendapat reaksi Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji. Menurutnya, jika Dirut Perumda Tugu Tirta Kota Malang sudah tidak bisa mengatasi atas keluhan dari masyarakat, maka sebaiknya harus diganti. Apalagi, masalah air merupakan kebutuhan dari masyarakat luas.

“Kalau dari pandangan masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, dengan pergantian Dirut itu lebih baik, ya why not (kenapa tidak, red). Tentunya, Pemkot juga harus lebih berkomunikasi dan responsif. Karena masyarakat melihat itu,” ungkap Bayu, saat dikonfirmasi Memontum.com melalui sambungan telepon, Jumat (16/09/2022) tadi.

Advertisement

Bayu juga mengatakan, bahwa terkait dengan kemacetan layanan air, itu sudah beberapa kali menjadi bahasan DPRD Kota Malang dalam Rapat Paripurna. Sehingga menurutnya, itu perlu penanganan dan perhatian khusus dengan serius.

“Kita selalu sampaikan berulang kali, bahwa itu perlu perhatian khusus. Pemkot harus ada perbaikan-perbaikan secara bertahap. Kalau pipa mengalami kebocoran atau pun titik-titik lain yang perlu ada penyertaan modal untuk ganti, maka secara bertahap,” lanjutnya.

Selain itu, terkait juga dengan adanya Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah dilakukan dengan pihak Perumda Tirta Kanjuruhan, Kabupaten Malang, juga harus disaksikan oleh kepala masing-masing daerah. Karena menurutnya, pada intinya untuk langkah ke depan ada dalam PKS tersebut.

“Terkait dengan PDAM Simpar, lalu muncul PKS yang berkolaborasi dengan kabupaten, harus kepala daerah turun langsung. Karena intinya, itu ada di situ. Ini yang turun, kok malah asisten dan wakil bupati,” ujarnya.

Advertisement

Sehingga, tambahnya, ke depan menurutnya Kota Malang harus bisa memanfaatkan sumber air sungai yang ada. Namun, itu masih belum menjadi prioritas.

“Kalau itu dilakukan, bagus. Terutama, memanfaatkan air permukaan dan air bersih. Tapi itu masih belum prioritas,” imbuhnya.

Sementara itu, Dirut Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Muhlas, saat dihubungi Memontum.com melalui pesan WhatsApp (WA) mengenai tanggapan #copotmuhlas hingga tidak maksimalnya layanan di wilayah Kedungkandang, masih belum ada respon. Sebaliknya, dari pesan WA yang dikirimkan pada Kamis (15/09/2022) malam atau terkait layanan, mengatakan masih dalam tahap pembersihan dan tidak menghabiskan waktu lama.

“Ada pembersihan pipa. Tidak ada pemberitahuan karena itu kan nggak membutuhkan waktu yang lama,” ujar Muhlas, Kamis malam. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas