Pemerintahan
Simulasi Bencana, BPBD Trenggalek Wujudkan Destana
Trenggalek, Memontum – Dalam rangka mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor saat musim pancaroba tiba, sejumlah warga di Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek melakukan simulasi menghadapi bencana.
Didampingi langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, dalam simulasi ini warga juga memasang rambu jalur evakuasi saat terjadi bencana.
Rambu – rambu akan dipasang di lokasi rawan bencana menuju ke tempat yang lebih aman seperti mushola yang ada di desa setempat.
Fokus simulasi bencana yang dilakukan kali ini ada di Desa Nglinggis dan Desa Duren Kecamatan Tugu. Kegiatan ini juga merupakan salah satu wujud kesiapsiagaan Desa Tangguh Bencana (Destana).
Dikonfirmasi terkait kegiatan ini, Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Trenggalek Edi Purwanto mengatakan, tercatat ada 30 Desa Tangguh Bencana tahun 2019 ini. Jumlah itu ditargetkan naik dari tahun ke tahun.
“Setiap tahun jumlah Destana ditargetkan naik. Tak hanya itu, kesiapsiagaan bencana juga dilakukan di sekolah-sekolah. Sejauh ini ada 6 sekolah yang sudah dilatih untuk tangguh bencana, ” ungkap Edi, Sabtu (23/11/2019) siang.
Dikatakan Edi, untuk desa yang dipilih menjadi Destana juga tidak sembarangan. Hanya desa atau daerah rawan bencana baik banjir ataupun tanah longsor yang akan dilakukan sosialisasi maupun simulasi bencana.
“Untuk fokus bencana banjir kali ini ada di Kecamatan Gandusari. Sedangkan fokus bencana tanah longsor ada di Kecamatan Tugu, ” tegasnya.
Pihaknya berharap melalui simulasi ini warga bisa lebih sigap dalam menghadapi bencana yang dapat datang kapan saja.
“Kami berharap dengan beberapa ilmu dan ketrampilan yang diberikan dari BPDB Trenggalek ini, masyarakat bisa lebih waspada saat bencana terjadi sewaktu – waktu, ” tandas Edi.
Sementara itu salah satu warga yang mengikuti simulasi bencana mengaku sangat terbantu dengan pengetahuan yang diberikan BPBD Trenggalek.
“Simulasi ini sangat bermanfaat buat kita semua, terlebih dalam hal menghadapi situasi bencana yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Belum lagi, di daerah ini hampir setiap tahun terjadi bencana longsor, terlebih saat musim hujan tiba, ” kata Sutrisno. (mil/oso)