Jember

SMP Islam Imam Syafii STDI Jember, Masih Proses Ijin Operasional

Diterbitkan

-

SMP Islam Imam Syafii STDI Jember, Masih Proses Ijin Operasional

Memontum Jember – Siswa dan siswi SMP Islam Imam Syafii STDI Jember terancam tidak bisa ikut ujian nasional (Unas), hal ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember, Erwan Salus Prijono, saat rapat dengar pendapat (hearing) di Ruang Banmus DPRD di jalan kalimantan no 1 Jember, Senin siang (27/8/2018).

Menurut Erwan, karena hingga saat ini sekolah menengah pertama itu belum memiliki izin operasional dari pemerintah daerah. Dikarenakan ada beberapa syarat formal yang harusnya dipenuhi sebelum diberikannya izin operasional. Syarat tersebut diantaranya izin lembaga dari bupati, serta persetujuan sekolah swasta terdekat dan saat dilakukan survei yang dilakukan oleh Dispendik, ternyata ada beberapa komponen yang belum dilengkapi.

“Surat persetujuan dari SMP terdekat, di situ tidak ada yang dari swasta, hanya ada dari negeri, yakni SMPN 5, 8, 9, 11, dan SMPN Jenggawah. Kemudian mengenai lingkungan, jarak antara kelas atau ruang belajar, berhadapan dengan asrama. Sehingga ventilasi kurang memenuhi syarat, ” ujar Erwan.

Erwan menjelaskan dekatnya ruang belajar dengan asrama, dihawatirkan, peserta didik terlalu gaduh dan sering bolak-balik dari kelas ke asrama. “Mengenai unsur-unsur kurikulum, bangunan, visi misi (pendidikan), guru (pendidik) linier, raport, buku induk, dan jadwal pelajaran, termasuk ekstrakurikuler juga ada. MCK komplit, sarana prasarana sudah bagus. Tetapi tiang benderanya tidak permanen, itu saya suruh ganti, karena masih dari bambu, kan upacaranya setiap Aenin,” ungkapnya.

Advertisement

Dengan kondisi tersebut Lanjut Erwan, siswa dan siswi di SMPI Imam Syafii itu tidak dapat mengikuti ujian nasional, karena belum terdaftar sebagai siswa peserta Unas. Selain itu, juga belum terdaftar dalam di Dapodik,

“Karena syarat tersebut belum dipenuhi, maka izin operasional otomatis juga belum dikeluarkan.” katanya. Terpisah dikonfirmasi, Koordinator Topi Bangsa Baiquni Purnomo mengaku heran, bagaimana mungkin belum melakukan proses belajar mengajar, tetapi sudah ada 2 tingkat kelas.

“Pertanyaan besarnya, apa yang menjadi dasar bagi SMP Imam Syafii menaikkan siswa dari kelas satu ke kelas dua? Jika pendidikan dan kurikulum belum dijalankan,” katanya bertanya tanya

Diketahui sebelumnya, Pihak Yayasan STDI sendiri membantah dilakukannya pendidikan belajar mengajar di SMP Islam Imam Syafii, karena memang izin operasional belum turun. Mereka mengaku hanya melakukan pendidikan mengaji, dan untuk mengisi waktu, sembari menampung calon siswa yang sudah terlanjur datang dari luar kota. (cw3/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas