Solusi Banjir di Jalan S Parman Kota Malang, Mau Tahu？

Memontum Kota Malang—Meski berseberangan dengan Kampung Glintung Go Green (3G), tak berarti menjamin banjir hujan jalan S Parman teratasi. Sebab debit air meluap karena terbatasnya volume saluran air. Selain itu, banyak penyebab lain akibat salah kaprahnya pola pikir masyarakat dan lemahnya sistem peraturan dan kebijakan Pemkot Malang tentang saluran pengairan.

“Langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi banjir hujan di jalan S Parman, yaitu membuat drainase di sepanjang Suhat sebelah barat, agar air mengalir ke sungai Brantas. Selain itu, memperbaiki saluran irigasi. Sebab drainase itu diameternya sama yang mengarah dari ujung ke ujung. Sedangkan saluran irigasi dibuat bercabang,” jelas Ketua RW 23 Glintung Kota Malang, Ir. Bambang Irianto, sekaligus inisiator Kampung Glintung Go Green (3G).

Menurutnya, selain perbaikan irigasi yang nampak, juga irigasi yang tertutup bangunan. Pemerintah harus tegas dan berani membongkar bangunan yang menyalahi aturan. “Sebenarnya bukan hanya perbaikan saluran irigasi dan drainase saja yang harus dilakukan Pemkot Malang. Karena itu masih kurang maksimal. Masyarakat harus membuat water banking, biopori, dan sumur resapan. Karena titik banjir akan bergeser mengalir merata ke titik lainnya, tidak terpusat menjadi banjir. Sehingga debit air banjir akan berkurang secara signifikan,” terang Ir, sapaan pendeknya.

Dalam membangun kesadaran tersebut, Bambang Irianto akan berbagi pengalamannya dalam mengembangkan Kampung 3G. “Mulai dari tiap RW, dan memang tak mudah. Tentunya dimulai dari Ketua RW memberikan pemahaman dan contoh yang baik bagi warganya. Harus tegas dan didukung bersama warga yang positif. Jika upaya perbaikan pemerintah dan kesadaran warga berjalan bersama, akan berdampak secara besar atau signifikan,” pungkasnya. (rhd/yan)