Bondowoso

Stunting Masih Tinggi di Bondowoso, 15 Desa Didampingi GAIN – Swiss

Diterbitkan

-

Memontum Bondowoso—-Sebanyak 15 desa di 13 Kecamatan di Bondowoso mendapat pendampingan dari GAIN (Global Aliance for Improved Nutrition), Swiss, selama tiga tahun ke depan mulai 2018 ini. Dipilihnya wilayah tersebut, lantaran tingginya angka stunting berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yang mengacu pada hasil bulan timbang Februari 2018.

10 desa di tujuh kecamatan diantaranya, masuk juga kedalam wilayah focus stunting Dinkes. Yakni kecamatan Maesan, Grujugan, Binakal, Sumber Wringin, Prajekan, Tapen, dan Klabang.

Kepala Dinas Kesehatan, dr. Moh. Imron, usai acara Pelatihan Emo Demo di Hallroom Ijen View, Selasa (28/8/2018), menerangkan, pendampingan yang dilakukan yakni dengan memberikan pelatihan dan praktek langsung tentang pemberian ASI eksklusif yang ujungnya bisa menekan angka stunting.

“Jadi mereka harapannya masuk lewat Posyandu, yang akan  diintervensi ibu, kader, ibu hamil, ibu bayi dan ibu balita,”tambahnya.

Advertisement

Ia juga menerangkan pihaknya berharap ke depan pendampingan ini akan direplikasi ke kecamatan lain.

“Mudah-mudahan setelah tiga tahun, Gain ini masih bertahan di Bondowoso, kalau Gain  bersedia mereplikasi berarti Gain. Kalau tidak, ya berarti kabupaten Bondowoso,”urainya.

Lebih jauh, Ia menerangkan bahwa dengan adanya pendampingan Gain ini, pihaknya menargetkan bisa menekan angka stunting menjadi di bawah kurang dari 20 persen.

“Kalau target dari Dinkes, angka 38,3 persen, saat ini ya, itu bisa turun dalam tiga tahun ke depan, dibawah 20 persen,”harapnya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, angka stunting dan gizi buruk di Bondowoso cukup memprihatinkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tahun 2018 saat bulan timbang Februari 2018, jumlah balita dengan stunting mencapai 22.88 %  persen dari total  balita 45.956 yang lahir di kota tapai ini. Jumlah ini di dapat setelah dilakukan bulan timbang oleh Dinkes selama Februari  2018.

“Dari hasil survey PSG tahun 2017 ada 38,3 % balita stunting di kabupaten Bondowoso . Jadi tidak semua balita diukur, itu hanya pakai sampling saja. Bulan timbang di laksanakan pada bulan Februari dan Agustus, tapi pelaksanaan buka posyandu dilakukan tiap bulan .Dengan adanya bulan timbang ini kita bisa memantau kondisi bayi dan balita. Sehingga, ditemukan hasilnya 22,88%  pada bulan Februari 2018 ,” demikian disampaikan oleh dr. Titik Erna Erawati, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Bondowoso,

Kondisi yang memprihatinkan ini sebenarnya telah ditekan melalui berbagai upaya, mulai dari hulu yakni pemberian tablet FE (tablet tambah darah ) yg rutin di berikan pada remaja putri tiap minggu 1 tablet, pemberian informasi tentang 1000 hari pertama kehidupan ( 1000 HPK ). Di sisi lain juga, dilakukan kegiatan emo demonstration, yakni pemberian informasi, edukasi kepada masyrakat dengan melibatkan ibu balita dan masih banyak lagi.

Namun demikian, sejumlah faktor lainnya masih menghantui upaya penekanan angka stunting. Seperti, pengetahuan masyarakat tentang pola  asuh yg sangat kurang. Kemudian kepedulian masyarakat tentang pentingnya ASI, dan faktor lainnya.(mmx/yan)

Advertisement

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas