Kota Malang

Suplai Air Bersih Sering Mati, Pelanggan Wilayah Kedungkandang Kota Malang Meradang dan Dukung Pergantian Dirut

Diterbitkan

-

Suplai Air Bersih Sering Mati, Pelanggan Wilayah Kedungkandang Kota Malang Meradang dan Dukung Pergantian Dirut

Memontum Kota Malang – Dibukanya kembali Tandon Air Simpar milik Perumda Tugu Tirta Kota Malang, tidak sepenuhnya membuat lega masyarakat Kota Malang. Sebaliknya, memanfaatkan media sosial Twitter yang dikelola Perumda Tugu Tirta dan berisi sosialisasi ‘Perbedaan air minum dan air bersih’, justru diisi dengan komentar masyarakat yang komplain karena air mati, Kamis (15/09/2022) tadi.

Beberapa diantaranya, seperti yang disampaikan id rab yuli @rab_yuli. Dalam tulisannya, pemilik id justru bertanya kembali dengan tulisan ‘Perbedaan air daerah wonokoyo mati lagi dan akhir2 ini tanpa pemberitahuan apa Min’.

Tidak hanya itu, ditulisan lain sang pemilik id juga ingin mengajak direktur utama (Dirut) untuk mengunjungi lokasinya yang sering mati. ‘Pak Dirut Muchas yg terhormat. Mohon koreksi kl ada salah sebut nama. Anda beserta jajaran saya undang tidur ditempat saya saat kondisi air tidak mengalir. Monggo minta makan apa menunya saya layani…saya tunggu ya Pak’.

Beda id, beda pula yang disampaikan masyarakat. Bahkan, pemilik id X-Man @FukusimaX, juga menyampaikan tulisan dengan nada hampir sama. ‘Gak ada bedanya min kalo gak ngalir’.

Advertisement

Sementara itu, salah satu pemilik id saat dikonfirmasi Memontum.com, mengatakan bahwa Kamis siang ini layanan air ke rumahnya mati. Padahal sepengetahuannya, bahwa layanan air ke rumahnya adalah aliran dari Sumber Pitu atau tandon yang sempat disegel. Karena sering mati dan tidak ada pemberitahuan, makanya unek-unek itu disampaikannya.

“Saya tinggal di Griya Telaga Permai Wonokoyo. Tadi siang, saya baru pulang dan ternyata air kembali mati. Ini sudah ramai di grup WhatApp (WA) warga. Harusnya, karena di sini aliran dari Sumber Pitu, itu sudah tidak ada kendala. Berbeda, dengan wilayah Sawojajar yang mengambil dari Wendit (sumber air),” ujar Yuli Imam kesal.

Disinggung mengenai layanan pengaduan, Yuli menjelaskan, bahwa pihaknya sudah sering menelepon atau komunikasi via WA. Selain responnya lambat, itu terkadang diarahkan untuk mengisi form.

Baca juga :

Advertisement

“Saya dan warga ini pelanggan. Makanya, sampai suatu ketika harus marah-marah dalam telepon. Kami ini sampai bosan dan capek,” paparnya.

Masih menurut Yuli, jika memang layanannya seperti ini, dirinya berharap agar ada pergantian di Perumda Tugu Tirta. Bila perlu, Dirutnya sekalian. “Tidak apa-apa. Saya mendukung kalau Dirutnya dicopot. Karena, banyak orang pintar di Malang,” tambahnya.

Selain itu, dalam media sosial Twitter juga ramai akan hastag copotmuhlas. Seperti yang ditulis oleh salah satu akun dengan id @Art89Dart. ‘Pikiren kalo ada orang yang punya hajat & memandikan mayat. Janxxxxx #copotmuhlas’.

Tak hanya itu, disalah satu grup WhatsApp juga ramai akan hastag copot muhlas. Karena, beberapa orang menilai bahwa pihaknya sebagai pimpinan terkesan cuek dan tidak peduli dengan masyarakat yang sampai saat ini kesulitan air.

“Pelayan masyarakat tapi kok nggak mau melayani (kecuali hanya untuk pencitraan) #COPOTMUHLAS,” tulis salah satu seorang dalam grup tersebut.

Advertisement

Sementara itu, di media sosial instagram, juga ditemukan hal yang sama. Dengan postingan yang diupload sama dengan di Twitter, dimana itu juga muncul dari komentar masyarakat. Namun, hanya beberapa komentar yang ditanggapi oleh pihak Perumda Tugu Tirta Kota Malang dan diberi batasan untuk berkomentar.

“Untuk saat ini layanan tersebut dalam proses normalisasi aliran. Kami menghimbau untuk tetap menampung air ketika teraliri,” tulis komentar Perumda Tugu Tirta, kepada salah satu pengguna akun di instagram.

Direktur Utama Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Muhlas, saat dikonfirmasi Memontum.com melalui pesan WhatApp, belum memberikan jawaban. Dari layanan pesan hanya terkoneksi centang dua. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas