Kota Malang
Sutiaji Ajak Kota/Kabupaten se-Indonesia Bangun Ekonomi Kreatif
Memontum Kota Malang – Walikota Malang Drs. H. Sutiaji menjadi salah satu narasumber seminar nasional dalam rakornas Indonesia Creative Cities Network (ICCN) 2019 di Hotel Four Point by Sheraton. ICCN merupakan jejaring forum lintas komunitas kreatif tanah air yang berdiri sejak tahun 2015, yang memiliki 200 lebih jejaring kabupaten/kota se-Indonesia.
Dalam seminar nasional tersebut, Walikota Malang Sutiaji menyampaikan komitmennya akan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang.
“Di visi misi ketika kami dipercaya oleh masyarakat Kota Malang pada tahun 2018. Satu yang kita kuatkan disini adalah mewujudkan Kota Malang sebagai kota produktif, dan berdaya saing berbasis ekonomi kreatif. Tidak tanggung tanggung, dalam pagu indikatif tahun 2020 nanti, kami akan membangun rumah besar kreatifitas anak Malang. InsyaAllah, kami bangunkan rumah kreatif MCC dengan anggaran Rp 180 Miliar,” terang Sutiaji.
Disebutkannya, komunitas kreatif anak Malang telah terbangun dan terpencar. Sehingga Pemkot Malang perlu membuat wadah dalam rumah kreatif MCC (Malang Creative Center).
“Dari komunitas ini adalah akan bisa kita lakukan dan kuatkan bersama-sama. Saya sepakat ABCGM (Academician, Business, Community, Government, dan Media, red) yang kami lakukan melalui konsep Pentahelix. Siapapun walikota ke depan, siapapun pemimpin kedepan dalam unsur G, disaat komunitas terbentuk melalui pentahelix, saya yakin ABCM nya akan terus berjalan. Dan insyalallah ekonomi kreatif akan bisa berjalan dengan baik,” beber pria nomor satu di Kota Malang ini.
Ketua Umum ICCN, Tubagus Fikri Satari, menyampaikan, kota kreatif adalah masa depan dari keberlanjutan Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia. Potensi kekayaan alam dan ragam budaya, tradisi dapat dielaborasikan dengan perkembangan terkini dari ilmu pengetahuan inovasi, teknologi, dan diyakini akan menciptakan kekuatan ekonomi baru, lapangan pekerjaan yang luas, dan terus relevan dengan perkembangan zaman.
“Nah, saya juga tau persis command center ini juga sudah banyak, secara infrastruktur sudah ada. Jadi bagaimana diaktivasi, dan dimanfaatkan sebagai ruang pantau dan kendali untuk ekonomi kreatif,” jelasnya.
Ditambahkannya, komite ekonomi kreatif bisa didorong melalui OPD. “Kita ingin hadirkan indeks kota kreatif yang bukan hanya sekedar angka dan selesai. Tapi bisa menjadi navigasi prioritas pembangunan seperti dipetakan ekosistemnya sebagai rute jalan. Kemudian kompas pembangunannya saat membangun infrastruktur agar tidak salah langkah,” tandas Fikri Satari. (adn/gie)