Kota Malang
Sylvia Saartje, Gandeng Perempuan Muda Semarakkan Konser Emas
Memomtum Kota Malang—Bagi pemuda angkatan 70-80an, pasti pernah mengenal dan mendengar lengkingan suara khas lady rockers asal Malang yang memiliki reputasi di blantika musik nasional dan mancanegara. Siapa lagi kalau bukan Sylvia Saartje, sang Lady Rocker Pertama Indonesia. Wanita kelahiran Arnhem (Netherland), 15 September 1956, yang kini menetap di kawasan Bunul ini, akan merayakan 50 tahun karirnya bermusisi rock dalam Konser Emas Sylvia Saartje.
Jipi, panggilan akrab anak kedua dari tujuh bersaudara, pasangan Nedju Tuankotta (asal Ambon/Maluku) dan Christina Tuyem (asal Malang) ini, bakal menggandeng 20 talenta perempuan muda dalam Konser Emas Sylvia Saartje, di studio UB TV Malang, Sabtu (15/9/2018). Mereka adalah Dhea (drum), Ellen dan Vyta (bass), Yeyen dan Devi (rhythm gitar), Noby, Gea, dan Tika (melody gitar), serta Gea dan Putri (keyboard). Tak hanya itu, masih ada 10 aremanita lainnya yang akan memperindah lagu melalui string ensamble.
Dalam Konser Emas Sylvia Saartje berdurasi maksimal 120 menit ini, Jipi bakal mengusung sekitar 8 komposisi lagu dan lirik yang ditulisnya sendiri, serta 2 lagu hitsnya Biarawati (ciptaan Ian Antono tahun 1978-1979) dan Jakarta Blue Jeans ku (ciptaan Farid Hardja tahun 1984).
“Konser Emas Sylvia Saartje memang sepenuhnya menampilkan musisi perempuan. Konser ini berasal dari program hibah Cipta Media Ekspresi Untuk Perempuan Pencipta Seni dan Budaya oleh Ford Foundation dan dikelola oleh Wikimedia Indonesia, yang memberikan total hibah Rp 3,5 milyar untuk mendanai kegiatan seni dan budaya. Mereka menerima 1.168 permohonan hibah dari 34 provinsi di Indonesia,” papar penyanyi berambut hitam ikal panjang ini.
Melalui seleksi oleh delapan juri independen, lanjut Jipi, Cipta Media Ekspresi mengumumkan 41 orang penerima hibah pada peringatan Hari Kartini lalu. Salah satunya Sylvia Saartje yang mendaftar sebagai peserta ke-1163 dinyatakan lolos mendapatkan dukungan dana hibah Rp 100 juta untuk Pentas Kolaborasi Sylvia Saartje dalam Kategori Kerjasama/Kolaborasi. “Dengan kolaborasi ini, harapannya juga sebagai regenerasi kepada kaum muda untuk melestarikan musik rock di kalangan perempuan. Bagaimana aplikasinya, tentunya aku tak bisa sendiri, harus melibatkan banyak pihak, termasuk rekan media,” papar Jipi.
Karir Sylvia Saartje dimulai ketika duduk di bangku kelas 3 SD Sanansari, yang sering ditunjuk oleh para guru mewakili sekolah. Kepala Sekolah Akmo BA, pertama kali melihat talenta suaranya dan meramalkan suatu hari nanti Sylvia Saartje akan menjadi penyanyi terkenal. Menginjak kelas 5, Sylvia Saartje ikut lomba menyanyi anak-anak di RRI Malang, mewakili SD Sanansari dan mendapat Juara 1. Sejak saat itu Sylvia Saartje menjadi Penyanyi Cilik RRI Malang dan mendapatkan honor.
Mengawali debut band, Sylvia Saartje bergabung band TORNADO sekitar tahun 1972-1975, tampil hampir di semua daerah Jawa Timur. Kala itu, ia sering bernyanyi bersama artis Jakarta, seperti Ari Koesmiran, Mus Mulyadi, Ida Royani, Gito bersama The Rollies, Achmad Albar dan Godbless, dan lainnya. Selanjutnya, karir Sylvia Saartje berkembang tak hanya Kota Malang saja, melainkan merambah ke Surabaya, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Denpasar, Madura, Dili Timor Timur, bahkan manca negara seperti Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, New York, dan lainnya. Tak hanya sukses di dunia musik rock, Sylvia Saartje juga sempat bermain dalam dunia film dan beberapa sinetron sebagai peran pembantu.
Jauh sebelum dikenal Lady Rocker Pertama di Indonesia, Sylvia Saartje tercatat sebagai pembuka jalan bagi penyanyi rock perempuan untuk berekspresi seperti yang ditulis beberapa wartawan Jakarta. Setelah dinobatkan Lady Rocker Pertama, kemudian bermunculan puluhan penyanyi perempuan yang meniti jalur musik rock, seperti Anggun C Sasmi, Nicky Astria, Mel Shandy, Atiek CB, Euis Darliah, Hilda Ridwan Mas, dan lainnya. (rhd/yan)