Kediri

Tadzaburi Al Quran, Pemkab Kediri Gelar Peringatan Nuzulul Quran

Diterbitkan

-

Tadzaburi Al Quran, Pemkab Kediri Gelar Peringatan Nuzulul Quran

Memontum Kediri – Pemerintah Kabupaten Kediri menggelar acara Nuzulul Quran yang bertempat di Convention Hall SLG, Sabtu (08/04/2023) tadi. Dalam sambutan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, yang dibacakan oleh Sekretaris Kabupaten (Sekda) Kediri, Mohammad Solikin, menyampaikan kegiatan Nuzulul Quran dapat menjadikan berinstropeksi dan merenungkan sudah sejauh mana kita dalam membaca, menghafal, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari atau Al-Quran sebagai pedoman hidup.

Sekda Solikin menambahkan, bahwasannya acara tersebut sekaligus menjadi momentum dalam meningkatkan ketakwaan dan keimanan diri kita kepada Allah SWT. “Sungguh kegiatan kali ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kita semua. Mudah-mudahan kita semua bisa dimasukan ke dalam golongan yang muttaqin dan dicatat sebagai orang yang beriman dan bertakwa. Semoga, amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT. Saya harap kegiatan ini bermanfaat dan membawa berkah untuk seluruh kita dan seluruh masyarakat Kabupaten Kediri,” terang Sekda Solikin.

Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kediri juga mengundang Gus Reza Ahmad Zahid dari Lirboyo sebagai penceramah. Gus Reza menyampaikan mengenai proses turunnya Al-Quran dan terdapat beberapa perbedaan waktu dalam memperingati turunnya Al-Quran.

“Ada orang yang memperingati turunnya Al-Quran pada tanggal 17 Ramadan yang artinya proses turunnya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di Langit Dunia. Namun, ada juga yang memperingati turunnya Al-Quran pada tanggal 27 Ramadan yang artinya proses turunnya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz sampai ke Gua Hira. Walaupun terdapat perbedaan waktu yang terpenting dari esensi memperingati Nuzulul Quran adalah dapat mengambil pelajaran tentang turunnya Al-Quran dan mengimplementasikan Al-Quran pada keseharian,” papar Gus Reza.

Advertisement

Baca juga :

Gus Reza juga membahas, mengenai perbedaan Al-Quran dengan kitab-kitab sebelum turunnya Al-Quran, yaitu terletak pada proses penurunannya. “Al-Quran diturunkan secara bertahap, bukan secara langsung seperti kitab-kitab sebelumnya. Hal ini untuk memantapkan hati Rasullullah. Al-Quran diturunkan secara bertahap memiliki benefit yang luar biasa. Ketika seumur hidup hanya sekali mengatakan cinta, maka akan bertanya-tanya mana garansinya. Namun jika diucapkan rutin dengan berbegai istilah, maka cinta itu akan tumbuh bersemi,” ucap Gus Reza.

Gus Reza mengingatkan, bahwa hal terpenting dalam Nuzulul Quran adalah menumbuhkan Al-Quran sebagai The Way of Life. Al-Quran adalah penunjuk jalan kehidupan, sehingga wajib untuk menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dunia. Al-Quran merupakan awal asas dalam agama Islam. Awal penetapan hukum diambil dari Al-Quran, dengan cara menafsirkannya sebagai sumber hukum. Namun terdapat syarat-syarat tertentu untuk menafsirkan atau mengambil hukum dari Al-Quran.

“Harus bisa memahami kapasitas diri ketika mengambil hukum dari Al-Quran. Karena, hal itu membutuhkan ketrampilan. Orang yang tidak mengetahui tajwid atau nahwu sharaf, maka dilarang membaca Al-Quran di depan banyak orang. Apalagi berfatwa di hadapan banyak orang juga tidak diperbolehkan,” jelas Gus Reza.

Acara tersebut, ditutup dengan zikir dan doa bersama untuk kebaikan masyarakat Kabupaten Kediri, serta khususnya juga doa untuk kelancaran dan keselamatan proses melahirkan istri Bupati Kediri, Eriani Annisa Hanindhito. (kom/pan/sit)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas