Kota Malang
Tahun 2021 Kasus DBD di Kota Malang Turun Drastis dan Nihil Kematian
Memontum Kota Malang – Menghadapi musim penghujan, sejumlah penyakit turut mengintai masyarakat Kota Malang. Seperti salah satunya, adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Namun, berdasarkan data, kasus DBD di Kota Malang sepanjang tahun 2021 ini bisa dikatakan tidak mengkhawatirkan dan menurun drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengungkapkan bahwa sejak tahun kemarin hingga kini Kota Malang nihil kasus kematian akibat DBD.
“Demam berdarah tahun ini dibawah 50 kasus, tahun sebelumnya itu sekitar 76 kasus. Untuk kematian akibat DBD, mulai awal tahun sampai saat ini, belum ada,” ujarnya, Selasa (21/12/2021).
Kasus penyakit DBD ini sejatinya terbagi menjadi 4 grade. Bilamana seorang pasien masuk dalam kategori grade 4, maka penanganan kesembuhan juga cukup krusial, hingga bisa menyebabkan kematian.
“Kalau sudah masuk grade 4 potensi untuk meninggal dunia, besar. Tapi kalau sudah terdeteksi awal di grade 1, Insyaallah bisa cepat dan lebih bagus penanganannya. Di Kota Malang tidak ada kematian, pasien DBD kita berada di grade 1,” jelasnya.
Baca juga :
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang mendukung penurunan siginifikan kasus, bahkan nihil kematian akibat DBD. Salah satunya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat semakin baik.
“Artinya, jika ditemui gejala penyakit, masyarakat Kota Malang dinilai sudah sangat awas untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan,” sambungnya.
Begitu pula, pihak Dinkes melalui Puskesmas maupun Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) lainnya terus melakukan pemahaman dan edukasi di tiap-tiap wilayah untuk pentingnya kesadaran lingkungan. Termasuk, hadirnya juru pemantau jentik (Jumantik) di tiap wilayah.
“Penanganan sudah bagus dan masyarakat sadar. Kita ada jumantik, yang terdiri dari petugas maupun kader. Mereka-mereka inilah yang terus memberikan edukasi hidup bersih terutama untuk lingkungan,” jelasnya.
Tak hanya itu, Dinkes Kota Malang juga menyediakan Abate guna mengantisipasi sarang nyamuk penyebab DBD di penampungan air yang bisa diakses oleh masyarakat di setiap Puskesmas wilayah masing-masing. (mus/sit)