Pemerintahan
Tahun 2021, Masyarakat Sehat di Trenggalek Diberi Insentif
Memontum Trenggalek – Resmi akan diterapkan mulai tahun 2021 mendatang, warga Kabupaten Trenggalek yang menerapkan pola hidup sehat akan mendapatkan insentif.
Setelah sempat direncanakan saat kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek beberapa waktu lalu, pemberian insentif bagi warga yang tertib check up kesehatan di Puskesmas dan menerapkan pola hidup sehat akan diwujudkan.
Pemberian insentif bagi masyarakat yang menerapkan pola hidup sehat ini akan masuk dalam Program Inovasi Pemerintah yakni Keluarga Sehat Yang Beruntung. Rencananya, program inovasi ini akan diberlakukan, Januari tahun 2021 mendatang.
“Jadi kami (Red : Pemerintah Daerah) akan segera mewujudkan program inovasi yang disebut Keluarga Sehat Yang Beruntung. Artinya, bagi masyarakat Kabupaten Trenggalek yang menerapkan pola hidup sehat serta memenuhi kriteria yang ditentukan. Maka kami akan memberikan insentif, yang nantinya bisa digunakan untuk beberapa hal,” ungkap Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin sat dikonfirmasi, Rabu (16/12/2020) sore.
Dikatakan Bupati Arifin, pada tahap awal peluncuran, program inovasi daerah Keluarga Sehat Yang Beruntung ini akan menyasar sekitar 1000-2000 keluarga di Kabupaten Trenggalek.
“Dan sudah pasti, keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang masuk dalam bagian 10% masyarakat paling miskin di Trenggalek,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk nominal insentif yang akan diberikan maksimal Rp 200 ribu, sesuai dengan indikator keluarga sehat yang dicapai.
Menyasar keluarga miskin juga bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar bisa menjadi pemicu penurunan angka kemiskinan yang ada di Kabupaten Trenggalek.
“Selain bisa menurunkan angka kemiskinan di Trenggalek, program ini juga dimaksudkan agar bisa mendorong kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat,” terang Bupati Arifin.
Masih terang suami Novita Hardini ini, program membayar keluarga sehat ini juga bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat. Mengingat, konsep yang ada selama ini dinilai kuratif.
Ia mencontohkan, adanya orang yang sakit dan digratiskan segala perawatannya dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS Kesehatan.
“Dan kita akan merubah konsep itu. Yaitu bagaimana orang tidak sampai sakit, bisa menjaga kesehatannya dan akan dibayar. Ini tentu akan memacu masyarakat untuk hidup lebih sehat lagi,” tegasnya.
Bupati Arifin menerangkan untuk indikator keluarga sehat, yang akan dijadikan patokan adalah 12 indikator yang disusun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Seperti, ikut serta dalam program Keluarga Berencana (KB), melakukan imunisasi dasar lengkap juga anggota keluarga tidak ada yang merokok.
“Nantinya, insentif bagi masyarakat yang memenuhi indikator juga tidak diberikan berupa uang tunai secara langsung. Tetapi akan diberikan dalam bentuk kartu. Kartu itu nantinya akan diberi saldo dengan nominal yang dijanjikan. Dengan saldo yang ada, masyarakat bisa membeli makanan penambah gizi, multivitamin serta sarana prasarana penunjang kesehatan seperti masker dan lain-lain,” pungkas Bupati. (mil/syn)