Kota Batu
Tak Ada Tenaga Khusus Pemantau Fasum Pojok Baca, Banyak Buku Pemkot Batu Raib
Memontum Kota Batu – Keberadaan tempat baca buku atau Pojok Baca, yang bertujuan untuk meningkatkan antusiasme masyarakat dalam membaca di tempat strategis fasilitas umum (Fasum), tidak sepenuhnya berjalan maksimal. Itu karena, dari sejumlah buku yang disediakan di Fasum tersebut, justru banyak yang hilang.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu, Santi Restuningsasi, mengatakan bahwa salah satu penyebab banyaknya buku yang hilang, dimungkinkan karena masih belum adanya tenaga khusus dari Pemkot Batu, yang bertugas memantau Pojok Baca. Sehingga, buku yang seharusnya dikembalikan paska dibaca, tidak dikembalikan dan menjadi hilang.
“Buku-buku yang kita letakkan di Pojok Baca, sekarang banyak yang hilang. Ini karena, masyarakat saat usai membaca, tidak mengembalikan di tempat semula. Jadi, dimungkin dibawa pulang,” terang Santi, saat berada di ruang kerjanya, Jumat (24/02/2023) siang.
Banyaknya buku yang hilang, paparnya, tentu menjadi bumerang terhadap aset dari dinas. Karena, dari semua buku yang ada, itu merupakan hasil dari belanja modal Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu.
“Karena kita pengadaan buku ini, itu dari belanja modal dan merupakan aset kita. Karenanya, ini menjadi bumerang terhadap aset kita,” imbuh Santi.
Baca juga :
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Dari banyaknya buku yang hilang, tambahnya, saat ini sedang mencari formula untuk pencegahan. Karena, selama ini belum ada sumber daya manusia, yang bisa diminta untuk memantau atau ditempatkan di lokasi strategis tersebut.
Terhitung, paaprnya, ada 15 persen buku yang hilang. Sehingga, sekarang buku yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kerasipan, hanya menyisakan sekitar 56 ribu. “Yang hilang kebanyakan buku novel, cerita anak hingga cerita fiksi. Kalau buku literatur dan pelajaran, itu kita tempatkan memang di perpustakaan daerah dan disendirikan,” tuturnya.
Mengenai tingkat indeks pembaca, ungkap Santi, sebenarnya sudah meningkat yakni di angka 65 persen. Itu karena, sejumlah buku sebelumnya di Balai Kota Batu dan tempatnya kurang representatif. Sekarang, karena sudah ada Perpustakaan Daerah, membuat daya baca masyarakat meningkat.
“Soal kehilangan, mungkin masyarakat menyukai buku itu dan dibawa pulang. Karena, kalau masyarakat ingin membaca sambil duduk, hanya tinggal mengambil buku. Sementara bila di perpustakaan, maka harus menjadi anggota dan wajib mengembalikan. Artinya, dengan disediakan Pojok Baca, di sini masyarakat belum ada kesadaran rasa memiliki,” lanjutnya.
Sekedar diketahui, Pojok Baca sebelumnya diposisikan di RS Baptis, Polres Batu, Jatim Park dan Catatan Sipil. Sedangkan, pelayanan umum ada di Jalan Kartini, Kota Batu juga ada di Taman Bondas. (put/sit)