Kota Malang
Tampung Aduan Warga Soal Banjir, Komisi D DPRD Kota Malang Tinjau Langsung Saluran Drainase
Memontum Kota Malang – Sekretaris Komisi D DRPD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman, meninjau langsung keberadaan saluran drainase, yang diduga menjadi penyebab banjir di kawasan itu, Senin (20/05/2024) tadi. Langkah cepat itu dilakukan, setelah sebelumnya menampung pengaduan warga Perumahan Sigura-gura Residence, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Pria yang kerap disapa Fuad, itu menyampaikan bahwa saluran drainase di kawasan tersebut menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Itu karena, diatasnya terdapat bangunan diduga ilegal yang seharusnya menjadi fasilitas umum (Fasum).
“Ternyata, salah satu destinasi banjir ketika hujan itu ada di sini. Ketika kami dapatkan pengaduan dari warga, kemudian kami cek dokumennya. Ternyata, bangunan di atas drainase ini seharusnya Fasum. Kalau Fasum berarti ada pelanggaran, karena membangun diatasnya. Kalau kami dari DPRD berharap ini bisa dibongkar,” jelas Fuad.
Dikatakan Fuad, bahwa tinjauannya tersebut ingin memastikan pengaduan dari warga. Dalam hal ini Fuad, hanya dapat memberikan saran dan masukan untuk warga, agar segera mengadukan ke DPRD Kota Malang. Sehingga dapat ditindaklanjuti dari komisi terkait, yang menangani soal drainase.
“Makanya kita minta warga untuk bersurat ke DPRD Kota Malang. Tujuannya, agar kita duduk bersama, seperti dari DPUPRPKP Kota Malang, pihak pengembang, pihak hotel (karena berhimpitan) dan paguyuban. Supaya nanti bisa terselesaikan dengan Komisi C DPRD Kota Malang,” katanya.
Pria yang juga sebagai anggota dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mendorong Pemerintah Kota Malang agar dapat melakukan normalisasi drainase secara besar-besaran. Sehingga, persoalan banjir di Kota Malang dapat berkurang dan teratasi.
“Terjadi banjir ini karena saluran drainase kurang pas. Apalagi ada yang kekecilan, kemudian diatasnya ada bangunan, lha ini harus ditertibkan. Makanya dorongan kami agar dilakukan normalisasi drainase besar-besaran, agar bisa menunjukkan komitmen kita untuk mengatasi banjir di Kota Malang,” tambahnya.
Baca juga :
Lebih lanjut, Fuad juga menuturkan bahwa persoalan drainase tersebut tidak hanya terjadi disitu saja, melainkan juga di beberapa tempat lainnya. Seperti, di Tunggulwulung dan Tulusrejo. Namun, jalan keluar untuk melewati persoalan tersebut dapat dilalui.
“Alhamdulillah, beberapa tempat yang juga pernah terjadi seperti ini jalan keluarnya. Memang drainasenya perlu dibongkar dan normalisasi. Apalagi pak Pj Wali Kota Malang dan teman-teman DPRD Kota Malang yang lain sudah kesini, mudah-mudahan di sini bisa terselesaikan,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Paguyuban Sigura-gura Residence, Wahyu Dani, warga RT 06 RW 08, mengatakan bahwa di kawasan tersebut sudah empat kali terjadi banjir dengan volume tinggi. Namun, di akhir tahun 2023 itu menjadi salah satu banjir yang paling parah.
“Karena waktu itu sampai seleher orang dewasa. Bahkan, saat proses evakuasi pun waktu itu sempat kesulitan karena tekanan air sangat tinggi. Tapi akhirnya dalam waktu 5 menit air tiba-tiba surut karena di pojokan itu ternyata ambrol. Kami tidak tahu kalau di pojokan itu ternyata ada saluran air yang besar sekali dan tembus ke arah sungai Metro dengan kedalaman sekitar 3 meter dengan luasan 1,5 meter x 1,5 meter,” jelas Wahyu.
Dalam hal ini, Wahyu berharap agar banjir dapat diantisipasi. Seperti dengan melakukan perbaikan saluran air, atau disesuaikan dengan fungsinya. Kemudian, juga meminta agar dapat dibantu memperbaiki tembok di sepanjang sungai.
“Karena kalau hujan, air itu sampai tembok, berarti kan aliran airnya sudah di atas jalan. Kemampuan kami kan terbatas untuk memperbaiki tembok pembatas itu. Kami mengharap pihak terkait bisa turut menyelesaikan ini. Karena di sini juga berhimpitan dengan bangunan hotel Ubud,” imbuhnya. (rsy/sit)