Berita
Tampung Keluhan Perajin, BHS Siapkan Berbagai Konsep Bangkitkan Kejayaan Intako
Memontum Sidoarjo – Sejumlah sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah sudah disambangi Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Kali ini, BHS menyambangi sentra Industri Tas dan Koper (Intako) di Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo Sabtu (11/7/2020).
Kali ini, BHS mendengarkan keluhan yang disampaikan perwakilan 287 perajin tas dan koper yang tergabung dalam Koperasi Intako itu. Hampir berjam-jam, BHS berdialog dengan para pengurus dan anggota Koperasi Intako itu.
Dalam dialog itu, muncul sejumlah permasalahan dan keluhan yang menjadi batu sandungan para perajin dalam mengembangkan usahanya itu. Mulai soal permodalan, pemasaran hingga pengembangan sektor pariwisata yang bisa menarik investor dan pengunjung selalu datang dan berbelanja di kawasan Intako itu.
Selain itu, juga membahas soal permintaan semakin menurun, akses jalan menuju Intako yang sempit, kekurangan lahan parkir Koperasi Intako hingga soal pasokan bahan baku aksesoris tas yang selama ini menggantungkan pasokan dari China.
“Cukup banyak permasalahan di Intako ini. Berbagai permasalahan dan keluhan itu, tentu akan menjadi tanggung jawab saya ke depan. Itu harus bisa realisasikan,” terang Bambang Haryo Soekartono, Sabtu (11/7/2020).
Menurut BHS yang juga mantan anggota DPR RI periode 2014 – 2019 ini, pemerintah daerah harus hadir ikut membantu menyelesaikan berbagai keluhan para pelaku UMKM produksi tas dan koper itu. Termasuk yang paling utama adalah
menurunnya pangsa pasar. Tujuannya agar Intako bisa kembali eksis dan berkembang pesat, bukan mala menjadi mati suri karena sepinya permintaan (order).
Sejumlah upayanya diantaranya adalah berbagai produk kerajinan tas dan koper Intako bisa digunakan masyarakat Sidooarjo mulai kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga kalangan para karyawan 950 industri menengah dan besar di Sidoarjo.
“Kalau 14.000 ASN Sidoarjo bisa digerakkan untuk menggunakan produk-produk Intako pasti pasar berkembang. Kalau disimulasikan 14.000 ASN bersama 5 anggota keluarganya sudah ada pasar 100.000-an. Mereka semua bisa menggunakan produk tas Intako karena kualitasnya sangat bagus. Tasnya saya diakui pasar internasional (mancanegara) kenapa warga Sidoarjo tidak menggunakan produk tas Tanggulangin ini,” imbuhnya.
Begitu juga soal permodalan. Menurut Alumnus ITS Surabaya ini, dirinya mendapat informasi, tidak sampai satu persen dari jumlah perajin Intako yang memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena itu, BHS bakal mendorong sejumlah bank BUMN untuk menyalurkan pinjaman modal program KUR kepada para perajin Intako.
“Soal sempitnya akses jalan menuju Intako, bakal dijadikan skala prioritas mencarikan solusinya. Misalnya adanya transportasi publik yang memudahkan masyarakat belanja ke Intako Tanggulangin dan pengembangan wisata. Agar masyarakat tertarik ke Intako, juga perlu ada event kebudayaan (kesenian). Bahkan, agar Intako terus dikenal, perlu digencarkan sosialisasi mulai dari pemasangan videotron dekat jalan tol Sidoarjo-Surabaya hingga promosi produk Intako di Bandara Juanda dan Terminal Bungurasih,” tegasnya.
Sedangkan soal ketergantungan bahan baku aksesoris tas, bagi BHS sudah selayaknya industri aksesoris harus ada di Indonesia. Apalagi, produk Intako sudah diakui di kancah internasional. Karena itu, BHS bakal mendesak Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) untuk mendorong industri yang mau mengembangkan di Indonesia dengan mendirikan industri aksesoris.
“Kalau saya diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo, saya siap memfasilitasi tempat untuk industri aksesoris di Sidoarjo. Termasuk mendorong investor masuk ke Sidoarjo memproduksi berbagai aksesoris tas dan koper,” jelasnya.
Sementara Ketua Koperasi Intako, Makhbub Junaedi mengakui program yang disampaikan BHS terkait Intako, sangat realistis dan baik. Menurutnya, jika bisa diwujudkan seluruhnya, maka bisa semakin memajukan Sidoarjo.
“Berbagai program Pak Bambang (BHS) mampu mengtasi masalah riil di kalangan perajin tas. Ketika beliau (BHS) mendapat amanah menjadi W-1 (Bupati Sidoarjo) harus bisa direalisasikan. Kami para pelaku UKM siap mensupport dan membantu agar Sidoarjo menjadi lebih baik,” tandasnya. Wan/yan