Probolinggo
Tekan Tingginya Penyakit Mata di Kalangan Pelajar, Pemkab Probolinggo Siap Lanjutkan Program I-SEE
Memontum Probolinggo – Tidak ingin Program Inclusive for Effectif Eye Care (I-SEE), berakhir begitu saja, Yayasan Paramitra Indonesia, menggandeng stakeholder terkait di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya, untuk merumuskan dan mengevaluasi langkah-langkah penanggulangan gangguan pengelihatan menjelang closing Program I-SEE
Direktur Paramitra Indonesia, Asiah Sugianti, menjelaskan bahwa Program I-SEE sudah berjalan dengan baik selama enam tahun ini. Termasuk, pemberian bantuan kaca mata kepada masyarakat terutama bagi pelajar.
“Kami tidak ingin program yang seperti ini, hilang begitu saja. Selama enam tahun program I-SEE berjalan dan kami telah memberikan bantuan kaca mata kepada siswa SMP/MTs yang mempunyai gangguan pengelihatan,” ujarnya, Selasa (05/12/2023) tadi.
Baca juga:
Kini, pihaknya akan berfokus pada kegiatan pasca closing Program I-SEE. “Namun, menyadari bahwa penutupan program berpotensi menghentikan bantuan tersebut, kami kini berfokus merancang kegiatan pasca closing program,” kata Asiah.
Oleh karena itu, Yayasan Paramitra Indonesia mengajak Dinas PMD, Dinkes, Dispendik, Kemenag, Komite Mata Daerah dan Puskesmas, untuk membahas rancangan kegiatan ke depannya. Pihaknya juga ingin memastikan, bahwa dampak positif yang telah dicapai selama program I-SEE, tetap berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, ujarnya, juga sudah ada payung hukum berupa Perbup No 49 tentang Penanggulangan Gangguan Pengelihatan (PGP). Ini menjadi landasan hukum yang kuat untuk melanjutkan program ini.
Meskipun Program I-SEE akan berakhir, Yayasan Paramitra Indonesia yakin bahwa dengan kolaborasi yang baik, Pemerintah Kabupaten Probolinggo dapat menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah kesehatan pengelihatan di masyarakat. Terbukti, dengan terbentuknya sembilan desa sehat mata, yakni di Desa Sekarkare, Dungon, Bulang, Karanganyar, Randujalak, Kertonegoro, Tarokan, Liprak kulon dan Betek taman.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Probolinggo siap berkomitmen untuk melanjutkan program yang sudah berjalan selama enam tahun ini. “Ini kepentingan untuk beban masyarakat terkait gangguan pengelihatan. Apapun yang diprogramkan, kami akan berusaha untuk mengawal OPD yang punya kewajiban untuk melanjutkan program seperti itu,” kata Heri.
Dirinya juga mendorong, agar program ini untuk bisa berjalan di tingkat desa. Hal itu, karena desa punya penganggaran yang bisa membantu masyarakatnya terkait gangguan pengelihatan.
“Jika di desa, nanti bebannya terlalu banyak karena membantu penderita gangguan pengelihatan di masyarakat, maka kami akan berusaha tangani di level kabupaten. Kami juga melalui PMI secara rutin melakukan operasi katarak setiap tahunnya,” tambahnya. (nun/pix/gie)