Kota Malang

Teknik Sipil Polinema Evaluasi Pengembangan Kurikulum dan Tracer Study Agar Link Match Kebutuhan Perusahaan

Diterbitkan

-

Pemateri memberikan masukan kurikulum terupdate dan link match. (rhd)

Memontum Kota Malang – Guna mempersiapkan lulusan yang memiliki kompetensi link and match dengan dunia usaha dan dunia industri (du-di), Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar “Evaluasi Pengembangan Kurikulum dan Tracer Study”, di Ruang Tumapel Hotel Singhasari Batu, Kamis (1/8/2019). Evaluasi yang diikuti oleh para dosen Teknik Sipil Polinema ini menghadirkan alumni D3 Teknik Sipil Politeknik Brawijaya, Aminil Mu’minin ST dan Dodik Priyanto ST MT, yang bekerja sebagai tim ahli di PT Pembangunan Perumahan (Persero) dan PT Total Bangun Persada Tbk.

Pembantu Direktur I, Supriatna Adi Suwignjo, ST, MT, mengatakan, perubahan yang terjadi, suka tidak suka, kadang harus diikuti. Pun perubahan kurikulum, yang menuntut perubahan terkait kebijakan vokasi. Dimana SDM harus ditingkatkan seiring Renstra dan kebutuhan dunia kerja (du-di). “Selain evaluasi kurikulum, pendekatan masukan / tracer study dari du-di terkait apa saja yang dibutuhkan. Karena nantinya berdampak pada jumlah dan kecepatan serapan lulusan,” jelas Supriatna.

Para dosen Teknik Sipil Polinema menyimak pemaparan pemateri. (rhd)

Para dosen Teknik Sipil Polinema menyimak pemaparan pemateri. (rhd)

Penerapan kebijakan Kemenristekdikti dalam pola kurikulum 321, 521, dan lainnya, meski di lapangan masih ada mix match, harus dimodifikasi 411, dan lainnya, agar link match. Kebijakan tersebut dapat diaplikasikan kompetensinya saat mahasiswa magang. Meski idealnya 6 bulan atau lebih, kompetensi yang dimiliki mahasiswa akan terlihat. Meski ada pula yang kurang dari itu. Solusinya, harus dicari kemitraan industri yang kompatibel.

“Solusi lainnya, dengan teaching factory dimana polanya sama dengan saat bekerja di du-di. Hanya saja dalam porsi mini untuk mengenalkan suasana, budaya, sikap, dan tanggung jawab kerja terbentuk sebelum direkrut bekerja. Semua upaya tersebut agar mahasiswa mampu berkompetisi dan kompeten,” papar Supriatna.

Beberapa dosen dan tim ahli Polinema memperoleh kepercayaan dari lembaga sertifikasi profesi sebagai asesor untuk menguji keahlian mahasiswa dan dosen lain di Polinema. Ditargetkan, mahasiswa memiliki sertifikat keahlian minimal 1 dalam setahun. “Dengan memiliki sertifikat industri, selain diakui du-di, nantinya lulusan mampu terserap kerja lebih cepat dan langsung bisa bekerja. Masukan / tracer study dari alumni dan narasumber sangat dibutuhkan. Terutama apa yang dibutuhkan dalam perubahan du-di,” tandas Supriatna.

Advertisement
Supriatna Adi Suwignjo, ST, MT, dan Dr Sumardi ST, MT, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Supriatna Adi Suwignjo, ST, MT, dan Dr Sumardi ST, MT, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Sementara itu, Kajur Teknik Sipil Dr Sumardi ST, MT mengatakan, kurikulum yang dibuat dikondisikan sebagaimana pendidikan Vokasi. Diharapkan lulusan Polinema mampu mandiri dalam bekerja. Artinya, ketika di du-di, alumni mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas atau kebutuhan berdasarkan kompetensi yang dimiliki.

“Ibarat dokter ketika menerima pasien, dia tahu apa yang akan diberikan kepada pasien berdasarkan kondisinya. Apakah disuntik, diberi obat, dirujuk atau lainnya. Artinya, dengan kurikulum link and matc yang selalu update, alumni bisa menguasai kondisi di lapangan. Bahkan mahasiswa bisa cepat terserap kerja tidak sampai masa tunggu 3 bulan,” jelas Sumardi. (adn/yan)

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas