Pasuruan
Tingginya Permintaan Pasar, Angkat Perekonomian Petani Mangga Klonal
Memontum Pasuruan – Tingginya peminat dan permintaan pasar dengan harga yang cukup signifikan. Angkat perekonomiam Petani mangga Klonal 21 di Desa Oro-Oro Ombo Wetan dan Desa Pandean, Kecamatan Rembang. Pada musim panen tiba, para petani kewalahan penuhi pesanan. Dengan menggunakan teknologi pertanian pembungaan awal atau disebut Early Flowering Technology (EFT), hasil penen pun memuaskan.
Seperti yang dilakukan Santoso (58), salah satu petani mangga klonal 21 asal Dusun Berran, Desa Oro-Oro Ombo Wetan mengungkapkan. Permintaan pasar akan mangga klonal 21 akhir- akhir ini sudah membumbung tinggi hampir tiap hari permintaan selalu ada. Ditambah dengan harga mangga yang terbilang menggiurkan. Yakni Rp 38 ribu-Rp 40 ribu per kilogram.
“Banyak pelanggan yang sudah memesan, mulai dari pengepul sampai pemborong dari Surabaya, Malang, Bogor dan Jakarta yang mau membeli mangga klonal 21 dengan harga Rp 40 ribu per 1 kg. Sehingga permintaan itu harus kami penuhi, karena barangnya ada,” papar Santoso, saat di kebun mangga miliknya, Selasa (22/1/2019) .
Melihat kondisi pasar sangat menguntungkan, membuat para petani mangga Klonal 2 berpikir cerdas, agar tanaman pohonnya cepat berbuah. Terapkan teknologi ini, membuat membantu kalangan petani mangga untuk bisa memanen sesuai dengan kehendak pasar.
Itulah kemudian, ia manfaatkan teknologi EFT yang saat ini juga banyak digunakan kalangan petani mangga yang ada di seputaran Kecamatan Rembang. Dalam prakteknya, cara itu dilakukan dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dengan bahan aktif paclobutrazol. Hal utama juga dalam budidayanya yakni bagaimana dapat mengendalikan hama penyakit.