Kota Malang
Tingkatkan Aspek Ketangguhan Hadapi Bencana, Wali Kota Malang Jadi Nara Sumber Pelatihan Mitigasi
Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, menggelar kegiatan pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana di salah satu hotel Kota Malang, Selasa (18/07/2023) tadi. Hal tersebut dilakukan, guna meningkatkan aspek ketangguhan dalam menghadapi bencana di Kota Malang.
Wali Kota Malang, Sutiaji, yang turut hadir menjadi nara sumber dalam kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa manajemen penanggulangan bencana di Kota Malang, harus diperkuat dan mitigasi pencegahan juga harus dilakukan. “Di Kota Malang sendiri tahun 2022, ada 481 bencana. Padahal, di Kota Malang tidak ada tebing dan gunung. Sehingga, manajemen penanggulangan bencana harus diperkuat,” kata Wali Kota Sutiaji.
Kemudian, ditambahkannya, jika ada empat bagian yang harus dilakukan dalam penanggulangan bencana. Diantaranya, yaitu rehabilitasi dan rekontruksi, tanggap darurat, pencegahan dan mitigasi, serta kesiapsiagaan.
“Bencana itu memang unperdiktif. Maka, kita selalu meningkatkan ketrampilan dan penguatan indentitas diri, termasuk juga relawan dan semua yang terlibat di dalamnya. Sehingga, manajemen kelurahan tangguh, manajemen masyarakat tangguh itu benar- benar dilaksanakan,” tambahnya.
Baca juga:
Tidak hanya itu, pria nomor satu di lingkungan Pemkot Malang ini, juga selalu mendukung kegiatan yang dilakukan oleh BPBD Kota Malang. Termasuk, salah satunya pelatihan masalah dapur umum, yang juga dilakukan.
“Jadikan di sini juga ada pelatihan bagaimana terkait dengan masalah dapur umum, bagaimana dia menangani masalah dan manajemen konflik. Sehingga ini harus ditata benar dan terus menerus dilakukan penguatan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Prayitno, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut melibatkan 20 relawan dari lima kecamatan yang ada di Kota Malang. Dengan dilakukannya pelatihan tersebut, diharapkan nantinya bisa maksimal dalam menangani kebencanaan.
“Jadi personel kami di unit operasional itu hanya 12 orang. Sehingga, kurang kalau untuk menangani di beberapa tempat bencana. Diharapkan para relawan nanti bisa maksimal saat menangani kebencanaan. Terlebih, SOP kami yang disebut satu jam baru datang, itu bisa dipercepat dengan adanya pelatihan ini yang melibatkan 20 personel,” jelas Prayitno.
Sehingga, dengan pelatihan yang diberikan tersebut, nantinya di masing-masing kecamatan memiliki relawan yang ahli asesmen, ahli dapur umum dan ahli kesehatan. Maka, upaya tersebut akan dibangkitkan terus.
“Kami tidak mungkin memberikan pelatihan hanya satu kali, ini pemantiknya saja. Nanti pelatihan berkala akan dilakukan di masing-masing kecamatan. Walaupun dengan anggaran yang sangat terbatas, tetapi bagaimana caranya agar pelatihan bisa berjalan sehingga kami harus berkolaborasi dengan Camat dan Lurah,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam kegiatan tersebut lima kecamatan di Kota Malang secara simbolis diberikan piagam apresiasi, peralatan keposkoan, tenda pengungsian dan peralatan dapur umum. (hms/rsy/sit)