Pemerintahan
Tinjau Lokasi Longsor, Bupati Tulungagung Siapkan Bangunan Talut
Diterbitkan
9 bulan yang lalu||

Memontum Tulunggung – Pemkab Tulungagung memberikan bantuan Sembako untuk warga yang menjadi korban longsor, beberapa waktu lalu. Bahkan, untuk mengantisipasi hal serupa, Pemkab berencana juga akan membangun talut atau plengsengan di pinggir rumah.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengatakan untuk tahap yang dilakukan adalah pengecekan dan pemberian bantuan. Sebagai langkah tindak lanjut, Pemkab Tulungagung sementara ini akan mempersiapkan bangunan talut penahan jalan atau tembok. Bentuknya, semacam konstruksi atau sistem trap. Ini sangat bagus dan terus dikasih sabuk dibagian atasnya dengan memakai bronjong.
“Sementara ini akan mempersiapkan bangunan talut penahan jalan atau tembok,” ungkap Bupati Tulungagung, Selasa (21/06/2022) tadi.
Bupati kelahiran Tulungagung Agustus 1953 mengaku, posisi rumah cukup rawan berada di samping jurang. Kendati demikian, konstruksi rumah menurutnya sudah sesuai dan layak huni serta mampu menyangga rumah.
“Pondasi rumahnya bagus dan kuat. Tetapi kalau ketinggiannya, rawan karena yang dijaga tanah sekitar,” jelasnya.
Baca juga :
- Tertutup Awan Tebal, Tim Badan Hisab dan Rukyat Situbondo Gagal Pantau Hilal Awal Ramadan
- UMKM Jadi Bahasan Audiensi Wali Kota bersama Kadin Kota Batu
- Semarakkan Ramadan, Kampung Budaya Polowijen Kota Malang Lakukan Tradisi Megengan dan Nyadran
- Pj Wali Kota Batu dan DPRD Jadwalkan Pengecekan Langsung Green House Strawberry yang Disebut Tak Berizin
- Sehari Jelang Ramadan, Harga Daging, Telur hingga Cabai di Pamekasan Alami Kenaikan
Bupati Maryoto menuturkan, pemetaan rawan longsor di Tulungagung, sedikitnya ada 35 persen wilayah pegunungan. Sehingga, perlu adanya kewaspadaan bagi masyarakat yang berada di dataran tinggi. Diantaranya Sendang, Pagerwojo, sebagian di wilayah Gondang, selatan Bandung, ada Besuki banyak, Tanggunggunung, Pucanglaban, Kalidawir.
“Potensi rawan kita di delapan wilayah kecamatan,” jelasnya.
Pihaknya mengimbauan, agar masyarakat jangan sampai menanam tingkat kemiringan yang cukup terjal. Karena, akan berbahaya dengan kondisi tanah yang gembur dan jarang pohon penahan besar.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tulungagung, Anang Pratistianto, menuturkan bahwa pembuatan talut bertrap bisa jadi solusi yang akan dibuat. Karena talut akan mampu menahan tanah dengan tingkat kemiringan yang vertikal.
“Untuk anggarannya, sekitar Rp 200 juta cukup,” kata Anang. (jaz/sit)