Jember

Tradisi Manten Tebu di Jember, Ritual Awal Musim Giling

Diterbitkan

-

Prosesi manten tebu saat di PTP XI Gunungsari Kecamatan Kencong.

Memontum Jember—–Pabrik Gula (PG) Semboro Kecamatan Semboro Kabupaten Jember memiliki tradisi unik saat akan melakukan giling tebu. Tradisi tersebut ialah menikahkan dua batang tebu sebelum masuk ke penggilingan. Tradisi yang terjadwal tiap tahun ini disebut Petik Tebu Manten.

Kemeriahan dan kemegahan pernikahan dua batang tebu ini tidak kalah dengan pernikahan manusia. Bahkan, dua batang tebu yang dinikahkan juga dirias layaknya pengantin sungguhan. Dua batang tebu pria dan wanita yang diberi nama Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis lalu diarak sejauh 15 km sebelum penyerahan simbolis ke Kepala Instalasi PG Semboro.

Prosesi manten tebu saat di PTP XI Gunungsari Kecamatan Kencong.

Prosesi manten tebu saat di PTP XI Gunungsari Kecamatan Kencong.


General Manager (GM) PG Semboro Agus Setiono mengatakan, tradisi Petik Tebu Manten ini, digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas akan dilaksanakannya penggilingan gula tahun ini.

“Filosofi mengawinkan Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis ini sebagai simbol perkawinan antara PG dan Petani agar tetap berhubungan baik,” tuturnya. Senin, (07/05/2018 saat Di Lokasi perkebunan Tebu PTP XI Gunungsari Kencong.

Kata Agus, proses giling rencananya akan dimulai Senin, (21/05/2018) dan diharapkan selesai akhir September 2018. Jumlah tebu yang akan digiling di tahun 2018 diperkirakan sebanyak 8601 ton.

Advertisement

“Proses penggilingan akan dilakukan selama kurang lebih 130 hari, dengan kapasitas giling rata-rata 7000 ton tebu perhari,” jelasnya.

Agus menambahkan tebu tersebut berasal dari tanaman tebu rakyat yang digiling di PG Semboro, yang luas lahannya mencapai total 10.500 hektar. Ia menargetkan proses giling akan menghasilkan 66.000 ton gula pasir.

“Gula yang dihasilkan akan di distribusikan untuk masyarakat, setelah proses penghitungan HPP oleh pemerintah selesai,” terangnya.

Meski digelar setiap tahunnya, tetapi tidak menyurutkan minat warga untuk melihat. Mereka tertarik dengan keunikan resepsi pernikahan dua batang tebu tersebut. Salah seorang warga Kecamatan Semboro, Gito mengaku, setiap tahun menyaksikan tradisi unik ini. “Tradisi ini unik, sekalian untuk edukasi anak tentang adat istiadat,” tutupnya. (Lum/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas