Kota Malang

Ubah Mindset Seram Makam, Kampung Kramat Jadi Destinasi Wisata Baru Kota Malang

Diterbitkan

-

Rame-rame : Area ikonik taman Kampung Kramat jadi serbuan foto both dan selfie. (rizky pratama)

Memontum Kota Malang—Jika melintas di tengah Tempat Pemakaman Umum (TPU), baik siang terlebih malam hari, kebanyakan orang pasti memiliki rasa takut. Namun apa jadinya, jika di areal makam justru dihiasi ornamen tematik warna-warni untuk menuju sebuah perkampungan. Dimana sebelumnya kampung yang kumuh, disulap menjadi berwarna dengan lukisan mural di tiap dinding rumah warga. Tak ketinggalan gazebo sebagai tempat istirahat dengan sapaan ramah penduduknya.

Ya, hanya di Kampung Kramat, yang terletak di TPU Kasin Jalan Bali, Kelurahan Kasin, Kota Malang, anda bisa menemukan makam bukan lagi tempat seram dan menakutkan, namun tempat unik penuh warna-warni. Dibandingkan kampung lainnya, baik di Malang maupun di Indonesia, Kampung Kramat terbilang sangat unik dan tak biasa. Mengusung tagline “Kematian yang Menghidupi”, dipilih sebagai identitas warga Kampung Kramat.

Pengecatan bersama sebagai bukti dukungan. (rizky pratama)

Pengecatan bersama sebagai bukti dukungan. (rahadi)

Melalui pengembangan destinasi wisata Kampung Kramat, warga yang berjumlah sekitar 70 KK ini ingin menunjukkan bahwa kematian tak selalu menjadi hal yang menakutkan, justru menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat, dimana kehidupan dan profesi mereka terbilang unik. Sebab hampir semua aktivitas, mereka lakukan di area pemakaman, dari mulai tinggal, bermain, bersantai, hingga bersosialisasi. Pun dengan profesi mereka yang kebanyakan berkecimpung sebagai tukang gali kubur, tukang ukir batu nisan, orang yang memandikan jenazah, juru rawat makam, dan lainnya.

Keunikan inilah yang membuat Pemkot Malang, Utero Indonesia (perusahaan branding), dan perusahaan cat PT Propan Raya (pendukung CSR) tertarik menjadikan Kampung Kramat sebagai destinasi wisata kampung tematik baru di Malang. Dimana sebelumnya, Kampung Kramat pernah menyabet juara 3 pada lomba Kampung Tematik yang diselenggarakan Pemkot Malang, yang diinisiasi oleh komunitas Malang Creative Fusion (MCF).

 Ornamen tematik di tengah makam, menuju area perkampungan. (rahadi)

Ornamen tematik di tengah makam, menuju area perkampungan. (rahadi)

Hingga secara resmi, Kampung Kramat dibuka sebagai destinasi wisata baru di Kota Malang, yang ditandai dengan pengecatan pada salah satu dinding kawasan Kampung Kramat oleh Walikota Malang HM Anton, Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto, Ketua MCF Vicky Arif, Pimpinan Utero Indonesia Dadik Wahyu, dan undangan lainnya, Selasa (13/2/2018). Bersamaan, diresmikan pula Museum Kehidupan dan Balai RW 03 Kelurahan Kasin, yang dimeriahkan perkusi, dan tur Kampung Kramat.

“Satu lagi destinasi wisata Kampung Tematik baru di Kota Malang, yaitu Kampung Kramat yang unik berada di sekitar makam TPU Kasin, dan satu-satunya di Indonesia. Selain memberi warna baru kampung tematik, kesan makam di Kampung Kramat jadi lebih indah, lebih cantik, dan lebih tertata, serta dapat meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat sekitar. Rencananya, kami akan meminta ahli waris, jika diperbolehkan nisan makam akan diberi warna,” jelas Abah Anton, sapaan akrab Walikota Malang yang sebentar lagi cuti untuk turut Pilkada 2018.

Advertisement

Sementara itu, Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto, mengungkapkan, program memperindah Kampung Kramat belum selesai, masih ada tahapan berikutnya. “Untuk pengecatan akan tetap kami lakukan hingga Kampung Kramat benar-benar cantik dan siap menjadi destinasi wisata kota Malang. Karena melibatkan masyarakat, program ini diharapkan bisa merangsang partisipasi dan kreatifitas masyarakat untuk makin mencintai lingkungannya sendiri. Tak hanya itu, kami akan memberikan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan pengecatan dari tim PT Propan Raya yang dibantu Utero Indonesia kepada penduduk setempat. Diharapkan pelatihan pengecatan bisa menjadi tambahan keahlian bagi masyarakat Kampung Kramat dalam menciptakan lapangan kerja baru,” terang Yuwono.

“Dari desain Tematik, kami memanfaatkan barang bekas, seperti tong, ban bekas, dan lainnya, dimana Kasin dikenal memiliki banyak bahan tersebut. Kami sepakat, jika bicara kota kreatif, mari bersama kita wujudkan Malang sebagai contoh kota kreatif di dunia, melalui berbagai kampung Tematik. Sudah bisa dirasakan hingga level nasional dan internasional. Nantinya, program UMKM sekitar Kasin bisa dikoordinir melalui kampung Kramat,” tutur Vicky Arif. (rhd/tw)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas