Kota Malang
Usai Nyepi, Umat Hindu Kota Malang Rayakan Ngembak Geni
Memontum Kota Malang – Hari Raya Nyepi telah berlangsung Kamis (03/03/2022) kemarin. Selepas merayakan upacara Nyepi selama 24 jam penuh, Umat Hindu di Kota Malang laksanakan Ngembak Geni, Jumat (04/03/2022) hari ini. Diketahui, Ngembak Geni diselenggarakan pada Pinanggal ping Kalih Sasih Kadasa atau hari kedua, yang mana hal ini sekaligus mengakhiri proses catur brata penyepian.
Sekretaris Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Prof Dr I Made Wartana, menjelaskan Ngembak Geni memiliki makna bebas menyalakan api atau beraktivitas kembali seperti sedia kala. “Catur Brata penyepian ini ada empat. Amati geni, jadi kita tidak boleh menyalakan api dan yang kita padamkan paling penting itu api rohani kita, dari kebencian, kemarahan. Tetapi secara kenyataan, memang api dan listrik harus di matikan. Jadi kalau di Bali, sudah seperti pulau mati,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (04/03/2022).
Pada ritual tersebut, Umat Hindu berucap syukur dan terima kasih pada Sang Hyang Widhi karena sudah memberikan limpahan berkah yang begitu luar biasa, selepas melaksanakan prosesi Catur Brata Penyepian. Pada kesempatan itu juga, umat Hindu berdoa agar memperoleh kedamaian, keteguhan serta kesucian hati selama setahun ke depan.
“Ritual ini untuk menyapu apa yang buruk, apa yang sudah kita perbuat di setahun yang lalu, agar tidak kita ulang diberikutnya. Jadi, di nolkan kembali termasuk dunia semesta, diistirahatkan sesaat,” tambahnya.
Baca juga:
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Prosesi selanjutnya, yakni silaturahim dengan mengunjungi kerabat, teman kerja, teman dekat dan lain sebagainya untuk saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan. Sehingga, bisa terwujud harmoni.
“Karena perayaan Nyepi ini didasarkan pada ajaran wedha, walaupun spesifik dilaksanakan di Bali, kita akan tetap jalankan, kita lestarikan nilai spiritualnya yang tinggi,” katanya.
Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda, Umat Hindu melakukan ritualnya dengan menaati aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jadi, menurutnya antara sembahyang dan ibadah masih bisa dilakukan dengan seimbang. (cw2/sit)