Kota Malang

Vokasi UMM Lepas Ratusan Peserta Program Kerja ke Negara Jepang

Diterbitkan

-

Vokasi UMM Lepas Ratusan Peserta Program Kerja ke Negara Jepang

Memontum Kota Malang – Usai mengikuti training belajar program Bahasa Jepang dan mengenali dunia kerja, program pendidikan vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), siap melepas 122 peserta program kerja ke Negeri Sakura.

Rektor UMM, Fauzan, mengatakan jika program training tersebut diberikan kepada para mahasiswa alumni S1 maupun siswa-siswi lulusan SMA/SMK yang ingin bekerja di Jepang. Namun, tentu ada beberapa skema untuk pekerjaan tersebut.

“Beberapa skema pekerjaan itu, menuntut adanya kompetensi bahasa pada level-level tertentu. Contohnya, seperti mau menjadi perawat Lansia. Nah, untuk belajar bahasa mereka harus menempuh delapan sampai satu tahun lamanya. Kalau yang lain bisa empat sampai enam bulan,” kata Fauzan, Senin (06/02/2023) tadi.

Senada dengan itu, Direktur Direktorat Pendidikan Vokasi UMM, Tulus Winarsunu, menyebut untuk peserta yang akan dilepas mengikuti program kerja ke Jepang, itu 20 persen diantaranya merupakan mahasiswa lulusan S1. Sedangkan sisanya merupakan siswa-siswi alumni SMA dan SMK.

Advertisement

Baca juga :

“Ini bukan angkatan pertama, karena kalau angkatan pertama itu di tahun 2018. Sekarang ada 70 orang yang di jepang dan itu sudah ada dua sampai tiga tahun, ada yang juga hampir pulang. Ini ke depan skemanya akan lebih banyak,” jelas Tulus.

Lebih lanjut dikatakan, jika ada enam skema pekerjaan yang akan diisi oleh para peserta tersebut. Diantaranya, perawat, hospitality di hotel, pertanian, industri makanan, dan perikanan. Selain itu, nantinya juga akan diselenggarakan seminar hybrid dengan 32 skema pekerjaan yang ditawarkan.

“Jadi ada asosiasi, ada pengusaha konstruksi ke sini. Nantinya ada 32 skema pekerjaan yang ditawarkan di Indonesia. Trainingnya ada di UMM, sertifikasi pekerjaan di jepang semuanya lewat vokasi UMM,” lanjutnya.

Kemudian, Presiden Direktur PT OS Selnajaya Indonesia, Satoshi Miyajama, menuturkan bahasa dan adaptasi budaya merupakan hal utama yang harus dikuasai oleh pekerja Indonesia yang akan bekerja di Jepang. “Kalau selama ini, komplain keterampilan itu tidak ada. Hanya saja, ada keluhan tentang bahasanya. Kemudian, adaptasi budaya yang masih belum maksimal. Rata-rata perusahaan Jepang yang sudah kita kirim orang Indonesia, itu mereka merasa senang dengan kinerja orang Indonesia,” imbuh Satoshi. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas